TEMPO.CO, Mogadishu-Presiden Somalia Mohamed Abdullahi Mohamed mengumumkan negaranya dalam zona perang melawan kelompok milisi al-Shabab jaringan teroris al-Qaeda.
Mohamed yang mengenakan pakaian resmi militer saat mengumumkan negaranya dalam zona perang pada hari Kamis, 6 April 2017, memerintahkan militer bersiap untuk bertempur melawan al-shabab.
Mohamed juga mencopot sejumlah pejabat militer, inteijen dan pemimpin kepolisian. Rekstrukturisasi aparat keamanan sebagai upaya konsolidasi kekuasaan dari negara yanga mengalami kisruh dalam jangka panjang.
Baca juga: Al-Shabab Mengebom Kota di Somalia, 30 Tewas
Selain itu, Mohamed yang resmi sebagai presiden pada Februari lalu menyerukan kepada milisi-milisi muda al-Shabab untuk menyerahkan diri.
"Kami katakan kepada kamu, para milisi yang dicuci otak oleh al-Shabab bahwa batas waktu kalian tinggal 60 hari untuk menyerahkan senjata yang mereka gunakan untuk membunuh rakyatnya dan datang kepada kami. Kami akan menyambut mereka dengan tangan terbuka," kata Mohamed seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis, 7 April 2017.
Somalia menghadapi serangkaian teror dari milisi al-Shabab. Serangan terbaru terjadi di restoran di Mogadishu yang menewaskan tujuh orang.
Baca juga: Ini Alasan Al Shabaab Larang Umat Muslim ke Hotel dan Pantai
Sementara al-Shabab mengecam presiden Mohamed sebagai pemimpin murtad dan mengingatkan rakyat Somalia unuk tidak mendukungnya.
Mohamed mengeluarkan pengumuman Somalia dalam zona perang melawan milisi al-Shabab bertepatan seminggu setelah Presiden Amerika Serikat menyetujui perluasan otoritas militernya untuk memberangus al-Shabab di Somalia.
Selama ini pasukan multinasional Uni Afrika melancarkan serangan untuk memukul mundur al-Shabab dari Somalia. Namun, serangan mematikan dengan menggunakan bom terjadi di Mogadishu dan daerah lainnya. Sasaran teror itu termasuk hotel, tempat pemeriksaan militer dan istana presiden.
AL JAZEERA | MARIA RITA