TEMPO.CO, MOSKOW—Presiden Amerika Serikat Donald Trump menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyampaikan belasungkawa atas teror kereta di St. Petersburg, Rusia, Senin lalu.
Hal ini diungkapkan juru bicara Istana Kepresidenan Kremlin, Dmitry Peskov seperti dikutip kantor berita Rusia, TASS, pada Selasa 4 April 2017.
Baca: Ledakan, Putin: Dipertimbangkan Semua Penyebab, Terutama Teroris
“Dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Putin, Presiden Trump menyampaikan rasa duka bagi keluarga korban tewas dalam serangan teror barbar di St. Petersburg,” kata Peskov.
"Kedua Presiden sepakat bahwa terorisme harus segera diberantas secara bersama,” ujar Peskov, seraya menambahkan bahwa Putin dan Trump akan terus berhubungan.
Sebelumnya Trump juga menyatakan kepada wartawan bahwa serangan bom di kereta Rusia adalah, “hal yang sangat mengerikan.”
Baca: Teror di Kereta Rusia, Aparat Buru Dua Pelaku
Sebuah bom meledak sekitar pukul 14.40 Senin waktu Moskow di sebuah gerbong kereta saat sedang bergerak dari stasiun Tekhnologichesky Institut menuju Sennaya Ploshchad.
Sedikitnya 11 orang tewas dan puluhan lainnya terluka, termasuk anak-anak dalam serangan tersebut.
Sampai berita ini ditulis, belum ada pihak yang bertanggung-jawab atas serangan teror itu. Sebagian besar analisis di dunia maya mengatakan bahwa serangan diduga dilakukan kelompok ekstrimis Islam, atau yang terkait dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Chechnya, Uzbekistan atau Turkmenistan.
Sejak bertahun-tahun lalu, Rusia sering didera serangan teror. Pada 2010, dan 2011 terjadi beberapa serangan yang menewaskan banyak korban. Dugaan sementara serangan itu berkaitan dengan tindakan Rusia yang gencar melakukan serangan di kawasan Timur Tengah terutama di Suriah.
TASS | BBC | SITA PLANASARI AQUADINI