TEMPO.CO, Washington - Seorang remaja Amerika Serikat yang terafiliasi dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), mengakui berniat membunuh Paus Fransiskus pada 2015 silam.
Pemuda asal Lindenwold, New Jersey tersebut mengaku bersalah atas tuduhan terlibat dalam plot militan ISIS untuk membunuh Paus dalam kunjungannya ke Amerika Serikat pada 2015.
Baca: Paus Fransiskus Akui Pernah Ragukan Keberadaan Tuhan
Menurut Kementerian Hukum, Santos Colon, 17 tahun, mencoba merekrut sniper atau penembak jitu untuk membunuh Paus dan meledakkan bom ketika ia memimpin upacara keagamaan di Philadelphia dalam acara penutup World Meeting of Families, pada 27 September 2015.
Namun, tanpa disadari Colon, ia ternyata menyewa seorang agen FBI yang menyamar. Colon pun ditahan sekitar 12 hari sebelum acara itu berlangsung.
"Colon mencoba untuk merekrut penembak jitu untuk bergabung dengannya dalam rencana itu," kata Jaksa William E Fitzgerald dan Asisten Pejabat Jaksa Agung untuk Keamanan Nasional Mary B. McCord, seperti yang dilansir New Jersey.com pada 3 April 2017.
Colon yang menggunakan nama panggilan Ahmad Shakoor mengaku bersalah atas tuduhan mencoba menyediakan dukungan materil kepada teroris di hadapan Hakim Distrik Noel L. Hillman di Camden.
Baca: Akhiri Permusuhan, Paus Fransiskus Kunjungi Gereja Anglikan
Dia juga dinyatakan telah terinspirasi oleh ISIS dan telah memperoleh petunjuk untuk membuat bahan peledak melalui internet.
Tidak ada rincian lain tentang bagaimana dia mulai tertarik dengan kelompok itu dan bagaimana dia berkomunikasi dengan mereka.
Sidang berikutnya dijadwalkan pada 5 Mei dan tanggal vonis belum ditetapkan.
Jika terbukti bersalah, Colon dapat dihukum maksimum 15 tahun penjara serta denda sebesar US$ 250 ribu atau setara Rp 3,3 miliar.
HEAVY.COM | NJ.COM | YON DEMA