TEMPO.CO, New York -Gilbert Baker yang mendesain bendera pelangi sebagai lambang bagi kaum LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transjender), meninggal dalam usia 65 tahun.
Menurut San Francisco Chronicle, Baker meninggal dalam keadaan tidur di rumahnya di New York pada Kamis, 30 Maret 2017 pagi.
"Sahabat terbaik saya di dunia telah pergi. Clive Baker memberikan bendara pelangi ini kepada dunia, dia memberikan cinta dan persahabatan kepada saya selama 40 tahun," kata Cleve Jones, sahabat Baker, melalui akun Twitternya.
Baca juga: Sadis, Dua Transgender Dipukuli sampai Mati di Arab Saudi
Jones kemudian mengunggah foto Baker dengan mantan Presiden Barack Obama. Ia kemudian mengajak semua orang untuk berkumpul dan menyalakan lilin pada Jumat malam di Castro and Market, San Francisco untuk mengenang dan merayakan Baker.
"Rest in power, Gilbert," kata Scott Weiner, senator dari negara bagian California. Ia menyebut Baker sebagai sosok yang telah membantu mendefenisikan gerakan LGBT modern.
Baca juga: Diprotes,Trump Tetap Akan Keluarkan Aturan Toilet Siswa LGBT
Baker mendisain bendera pelangi dengan delapan warna. Mantan veteran perang Amerika Serikat, aktivis menolak perang dan aktivis hak-hak kaum gay memberikan makna dari masing-masing warna. Yakni merah mudah atau pink bermakna seksualitas, merah berarti jiwa atau hidup, oranye berarti pemulihan, kuning sebagai sinar matahari, hijau bermakna alam, turquoise sebagai seni, indigo melambangkan harmoni, dan unggu sebagai semangat kemanusiaan.
Belakangan delapan warna itu diubah menjadi enam warna dengan menghapus warna pink dan indigo, lalu mengganti warna turquise dengan biru.
Baca juga: Hasil Survei, Orang Indonesia Paling Intoleran dengan LGBT
Melalui bendera pelanginya itu, Baker yang lahir di Kansas tahun 1951 mengatakan, dirinya ingin menyampaikan gagasan mengenai keberagaman dan kebersamaan.
Museum Modern Art New York pada tahun 2015 memberikan penghargaan terhadap disain bendera itu sebagai tonggak desain penuh daya.
BBC | REUTERS | MARIA RITA