Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warga London Temukan Ratusan Pesan Tertulis Pengungsi

image-gnews
Pesan pengungsi Suriah di London. metro.co.uk
Pesan pengungsi Suriah di London. metro.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, London- Beberapa lembar kertas putih kecil ramai bertebaran di banyak sudut kota London usai tragedi serangan teror di Jembatan Westminster dan Gedung Parlemen awal pekan lalu. Kertas itu berisi pesan dari sejumlah pengungsi dari negara-negara berkonflik di Suriah, Sudan Selatan, dan Nigeria.

Elizabeth Cooper, salah satu yang menemukan pesan para pengungsi terikat di pagar besi menuju stasiun kereta listrik atau komuter bawah tanah. Setelah melihatnya dengan seksama, pesan itu ditulis oleh seorang remaja pria berusia 16 tahun.

"Saya berharap untuk memiliki masa depan yang baik. Sebuah keluarga kecil dengan pekerjaan yang baik dan itu sudah cukup." - Mohammed, 16, pengungsi dari Suriah.


Selena Victor, pelanggan komuter lainnya, menemukan catatan ditulis oleh seorang wanita yang melarikan diri dari kekerasan dalam rumah tangganya.

‘Saya hanya ingin perdamaian,’ tulis pesan itu dari seorang wanita asal Sudan Selatan. ‘Tanpa perdamaian tidak ada yang mungkin.’

Beberapa kilometer dari Victor, seorang wanita lain, Mollie Yates menemukan catatan di Westminster dari seorang gadis Suriah berusia 17 tahun bernama Amina.

‘Saya melihat masa depan yang indah ... Akan ada banyak kesulitan di jalan, tetapi semua bisa diatasi,’ bunyi catatan itu.

Cooper, Victor dan Yates hanyalah tiga dari ratusan ribu warga London yang melihat ratusan pesan tertulis yang dipasang di hampir semua sudut kota London yang ramai dilewati orang. Banyak catatan mencerminkan harapan dan rasa syukur.

Seperti yang dilansir Metro.uk pada 27 Maret 2017, catatan-catatan pesan para pengungsi asal Suriah, Sudan Selatan, dan Nigeria bermunculan di kedai kopi, kereta bawah tanah, tiang lampu, perpustakaan, museum dan lain sebagainya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Catatan-catatan itu merupakan bagian dari kampanye kemanusiaan yang dilakukan oleh Mercy Corps Eropa. Mercy Corps adalah kelompok pemerhati kemanusiaan yang peduli untuk membantu masyarakat di seluruh dunia mengurangi penderitaan, kemiskinan dan penindasan.


Menurut Mercy Corps Eropa, tujuan dari pesan itu bukan untuk menghasilkan pendapatan atau meminta sumbangan, melainkan untuk mengingatkan orang-orang bahwa pengungsi adalah manusia juga.

Dalam situsnya, Mercy Corps meminta siapa saja yang melihat catatan-catan itu agar mengabadikannya dengan kamera kamudian mengunggahnya ke media sosial.

"Kita dihadapkan dengan berita selama 24 jam tentang bencana demi bencana yang menelan banyak korban. Anda melihat kematian dan kehancuran di Suriah, Sudan Selatan, dan Nigeria dengan angka-angka yang sangat besar.  Apa yang kita ingin lakukan adalah mengingatkan orang-orang bahwa mereka berada di tengah krisis kemanusiaan seperti yang saya dan kita semua rasakan," tulis Mercy Corps dalam pesannya tersebut.

Kelompok itu menambahkan bahwa kampanyenya itu meminta orang-orang yang menemukan catatan-catatan itu, membacanya lalu membagikannya secara online. Kemudian meletakkannya di tempat yang baru.

Ribuan orang yang berbagi pesan itu ke media sosial dengan menggunakan tanda pagar atau tagar bertuliskan #human2human di Twitter dan Instagram serta Facebook.

Banyak negara di seluruh dunia masih menutup perbatasan mereka bagi sekitar 6,6 juta warga Suriah yang dipaksa keluar dari rumah mereka sejak awal konflik pada 2011. Kampanye itu diharapkan dapat membantu menggeser opini publik guna mendukung penampungan pengungsi.

METRO.UK|YON DEMA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menengok Silsilah Keluarga Kate Middleton

9 Januari 2024

Kate Middleton/Foto: Instagram/The Wales Brasil
Menengok Silsilah Keluarga Kate Middleton

Kate Middleton atau Catherine, Putri Wales lahir pada 9 Januari 1982 dan tepat hari ini usianya menginjak 42 tahun. Silsilahnya?


Kate Middleton Menapaki 42 Tahun, Putri Wales yang Pernah Jalani Masa Kecil di Yordania

9 Januari 2024

Kate Middleton, Putri Wales dari Inggris, hadiri resepsi malam untuk anggota Korps Diplomatik di Istana Buckingham di London, Inggris 5 Desember 2023. Jonathan Brady/Pool via REUTERS
Kate Middleton Menapaki 42 Tahun, Putri Wales yang Pernah Jalani Masa Kecil di Yordania

Kate Middleton genap 42 tahun. Bagaimanakah perjalanan hidupnya sejak kecil lalu menjadi istri Pangeran William, Putra Mahkota, Kerajaan Inggris Raya


British Council Dukung Pendidikan Indonesia Lewat Dua Program untuk Guru

9 November 2023

Diskusi membahas hasil kerja sama British Council Indonesia dengan Indonesia dalam mendukung sektor pendidikan di Indonesia. TEMPO/Annisa Febiola
British Council Dukung Pendidikan Indonesia Lewat Dua Program untuk Guru

British Council Indonesia memaparkan hasil kerja sama Inggris Raya dengan Indonesia dalam sektor pendidikan dan Bahasa Inggris.


Goodwood Festival of Speed Hari Ini Ditiadakan karena Cuaca Buruk

15 Juli 2023

Sebuah mobil klasik melakukan drift saat tiba di paddock dalam acara Goodwood Festival of Speed di Chichester, 1 Juli 2017. Festival Goodwood of Speed adalah acara balap tahunan yang diadakan di halaman Goodwood House. Jack Taylor/Getty Images
Goodwood Festival of Speed Hari Ini Ditiadakan karena Cuaca Buruk

Penyelenggaraan Goodwood Festival of Speed 2023 pada hari ini, Sabtu, 15 Juli 2023, harus ditiadakan karena cuaca buruk.


Inggris Raya dan Irlandia Bidik Tuan Rumah Bersama Euro 2028, Italia Melamar untuk Euro 2032

12 April 2023

Logo UEFA. REUTERS/Denis Balibouse
Inggris Raya dan Irlandia Bidik Tuan Rumah Bersama Euro 2028, Italia Melamar untuk Euro 2032

UEFA akan mengevaluasi setiap tawaran tuan rumah Euro dalam beberapa bulan mendatang.


Humza Yousaf: Pemimpin Muslim Pertama Skotlandia, Bertekad Merdeka dari Inggris

28 Maret 2023

Humza Yousaf bersama keluarganya setelah diumumkan sebagai pemimpin baru Partai Nasional Skotlandia di Edinburgh, Inggris 27 Maret 2023. REUTERS/Russell Cheyne
Humza Yousaf: Pemimpin Muslim Pertama Skotlandia, Bertekad Merdeka dari Inggris

Humza Yousaf, Muslim keturunan Pakistan, terpilih menjadi pemimpin Skotlandia, yang berjanji berjuang untuk merdeka dari Kerajaan Inggris.


Logo Penobatan Raja Charles Dekat dengan Alam, Ini Maknanya

12 Februari 2023

Lambang resmi penobatan Raja Charles yang dibuat oleh desainer Jony Ive diresmikan oleh Istana Buckingham, London, Inggris 10 Februari 2023 dalam gambar selebaran ini. Istana Buckingham/Handout melalui REUTERS
Logo Penobatan Raja Charles Dekat dengan Alam, Ini Maknanya

Lambang resmi yang akan digunakan dalam penobatan Raja Charles pada bulan Mei mendatang menggambarkan perhatian raja pada kampanye lingkungan.


Hari Halloween 31 Oktober: Menengok Sejarah Halloween

31 Oktober 2022

Sepasang suami istri mengenakan rias wajah di pesta Halloween Haunted Hotel Takeover di hotel Ziggy di West Hollywood, California, AS, Sabtu, 29 Oktober 2022. REUTERS/Mario Anzuoni
Hari Halloween 31 Oktober: Menengok Sejarah Halloween

Halloween berasal dari festival yang dilakukan oleh bangsa Celtic kuno bernama Samhain.


Bertemu Gus Muhaimin, Ketua DPR Inggris Raya Kagum Kebhinekaan RI

6 Oktober 2022

Bertemu Gus Muhaimin, Ketua DPR Inggris Raya Kagum Kebhinekaan RI

Indonesia disebut sebagai negara yang kaya dan memiliki harmoni dalam kehidupan berbangsa.


Kisah Raja Charles II Membalas Dendam Kematian Ayahnya: Tragedi Dua Raja Charles di Inggris

13 September 2022

Raja Charles II. Wikipedia
Kisah Raja Charles II Membalas Dendam Kematian Ayahnya: Tragedi Dua Raja Charles di Inggris

Raja baru Inggris Raya memilih nama Raja Charles III dan tak mengubahnya. Padahal, sejarah mencatat dua Raja Charles sebelumnya punya reputasi kelam.