TEMPO.CO, Mosul - Militer Irak melanjutkan gempuran darat ke Mosul guna merebut kembali kota itu dari militan ISIS yang berkuasa di sana sejak 2014.
Sebelumnya, laskar udara Amerika Serikat membombardir bagian barat kota ini menyebabkan 500 warga sipil tewas. Insiden mengerikan itu mendapatkan perhatian internasional, termasuk PBB.
Menurut laporan wartawan Al Jazeera, banyak penduduk setempat berteriak kencang mengenai rumahnya yang hancur akibat hantaman jet tempur AS dan keluarganya terbunuh ketika menjadi sasaran mesin pembunuh.
Khalaf, 20 tahun, mengaku rumahnya rata dengan tanah setelah dihantam peluru pesawat terbang. "Saudara dan sepupu saya tewas," ucapnya.
Remaja ini melanjutkan, dia mengambil jubah lusuh bolong-bolong untuk membungkus jenazah sepupunya saat dia meninggal.
Bom yang dilesakkan tentara AS dari pesawat udara juga membunuh sepupunya Sirhan Sleiman Salih, 31 tahun, dan kakak laki-lakinya Faris Zaidan Khalaf, 37 tahun.
Serangan mematikan itu tak dia pahami, apakah dilancarkan oleh tentara Irak, militan ISIS atau pasukan koalisi pimpinan AS. Tetapi yang pasti, tulis Al Jazeera, gempuran mesi perang ke Mosul telah melumat ratusan nyawa.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN