TEMPO.CO, Washington — Jonathan Trans, 26 tahun, mengaku sebagai teman Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat ditangkap Secret Service setelah meloncati pagar Gedung Putih.
Seperti dilansir Washington Post, Sabtu, 11 Maret 2017, Tran membawa tas ransel saat dia masuk ke wilayah Gedung Putih pada Jumat pukul 23.38 waktu setempat.
Baca: Protes Trump, Pria Ini Bakar Diri di Dekat Gedung Putih
Setelah digeledah dan ranselnya diperiksa, ternyata tas itu berisi dua kaleng bunga pala, sepucuk surat untuk Trump, sebuah buku tulisan Trump, dan paspor. Dalam surat itu, Trans mengaku memiliki informasi mengenai keberadaan intelijen Rusia dan berniat membantu Presiden Trump.
Setelah melompati pagar, Trans berhasil melintasi lapangan dan mendekati pintu masuk South Portico, sebelum dibekuk.
"Tidak. Saya teman dari Presiden. Saya sudah punya janji," kata Trans saat ditangkap. Ini menjadi insiden penerobosan Gedung Putih pertama sejak Trump menjabat sebagai presiden.
Saat insiden itu terjadi Presiden Trump sedang berada di Gedung Putih dan langsung mendapatkan laporan terkait dengan insiden itu.
Warga Kota Milpitas, California, itu tak memiliki catatan kejahatan atau pernah ditangkap pasukan keamanan presiden.
Trump memuji kinerja pasukan pengamanan presidennya. “Secret Service melakukan pekerjaan yang sangat hebat malam tadi,” kata Trump dari tempat bermain golfnya di utara Virginia.
Sejumlah insiden orang masuk ke Gedung Putih terjadi saat Presiden Barack Obama masih berkuasa. Salah satu yang berbahaya ketika seorang pria tertangkap membawa pisau memasuki Gedung Putih. Keluarga Obama saat itu tak berada di dalam istana kepresidenan tersebut.
THE WASHINGTON POST | NEWS.COM.AU | SITA PLANASARI AQUADINI