TEMPO.CO, Berlin- Langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperbarui larangan memasuki Amerika Serikat bagi warga dari enam negara mayoritas Muslim, diprediksi Badan Pariwisata Dunia PBB akan menurunkan jumlah wisatawan ke negara itu.
"Orang-orang tidak akan mau datang ke tempat yang tidak membuat mereka nyaman," kata Taleb Rifai, kepala Badan Pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa kepada Reuters, Selasa 7 Maret 2017.
Baca: Efek Kebijakan Imigrasi Donald Trump, 60 Ribu Visa Dicabut
Hal ini diungkapkan Rifai sebelum pembukaan pameran perdagangan pariwisata terbesar di dunia, ITB Berlin, yang dimulai hari ini di Jerman.
Trump meneken sebuah perintah eksekutif yang telah diperbarui pada Senin lalu, setelah aturan keimigrasiannya dibekukan oleh pengadilan federal.
Berdasarkan perintah ini, para warga dari enam negara berpenduduk mayoritas Muslim dilarang masuk ke Amerika Serikat.
Perintah yang diperbarui itu mengeluarkan Irak dari daftar sebelumnya.
"Ini bukan masalah negara-negara mana yang termasuk (dalam daftar), ini lebih kepada soal perilaku," ujar Rifai.
Pekan lalu, Rifai mengatakan kepada Reuters, Amerika Serikat telah kehilangan potensi pendapatan sebesar 185 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp2,4 triliun setiap bulan setelah larangan pertama diterapkan.
Negeri Abang Sam juga akan kehilangan puluhan juta dolar lagi setiap bulan jika kebijakan serupa terus diterapkan.
Menurut data bulan ini dari perusahaan analisa pariwisata, ForwardKeys, kekuatan minat kunjungan ke Amerika Serikat dalam beberapa bulan mendatang sudah melemah.
Namun, penurunan minat berkunjung ke AS diperkirakan tidak akan berdampak pada minat kunjungan wisata secara umum.
Rifai mengatakan jumlah wisatawan asing diperkirakan akan tumbuh tiga atau empat persen tahun ini dibandingkan tahun lalu, yang saat itu berjumlah 1,24 miliar orang.
"Dunia telah membuka diri sedemikian hebatnya. Sekarang begitu banyak pilihan. Kalau kita ingin bermain judi, kita tidak harus pergi ke Las Vegas, sebagai pengganti kita bisa pergi ke Makau," tutur dia.
Lembaga pengamat pasar Euromonitor telah memangkas perkiraan jumlah wisatawan yang datang di AS hingga 2020 menjadi 84,2 juta dari 85,2 juta, menyusul ketidakpastian soal larangan masuk ke Amerika Serikat.
REUTERS | YAHOO NEWS | CHANNEL NEWSASIA | SITA PLANASARI AQUADINI