TEMPO.CO, Washington - Jajaran kabinet presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali dikritik menyusul absennya Menteri Luar Negeri, Rex Tillerson, dalam laporan tahunan pelanggaran hak asasi manusia.
Dalam konferensi pers laporan tahunan pelanggaran HAM oleh Kementerian Luar Negeri AS yang berlangsung pada Kamis , 2 Maret 2017, di hadapan parlemen, Tillerson tidak tampak. Padahal kegiatan itu wajib dihadiri oleh pemimpin intitusi terkait.
Baca: Eks Bos ExxonMobil Rex Tillerson Dipastikan Jadi Menlu AS
Sejumlah politikus AS pun mencemoohnya dengan istilah 'hilang dalam aksi'.
Tom Malinowski, asisten sekretaris untuk hak asasi manusia di bawah pemerintahan Presiden Barack Obama, mengatakan dalam sebuah kicauan di Twitter, bahwa Tillerson "Missing In Action."
Dia juga me-retweet pesan dari Senator Marco Rubio, yang mengatakan sebelum laporan dirilis, Menteri Luar Negeri akan "mempertimbangkan kembali" untuk tidak menyajikannya.
Ketua Human Rights Watch (HRW) juga bereaksi terhadap berita itu.
“Kebijakan pengungsi anti-Muslim Trump dan pengisyaratan pemotongan untuk bantuan asing telah meningkatkan kekhawatiran bahwa AS tidak akan lagi vokal pada isu-isu hak asasi manusia di luar negeri," ujar Sarah Margon, Direktur Washington di HRW.
Dalam laporan kali ini, Kementerian Luar Negeri AS mengkritisi catatan hak asasi manusia dari negara-negara seperti Filipina, Rusia dan Turki.
Publikasi laporan, yang ditulis oleh staf diplomatik di luar negeri dan detail pelanggaran hak asasi manusia di seluruh dunia, biasanya wajib dihadiri pejabat tertinggi.
Sang pejabat akan berpidato langsung di televisi untuk membahas laporan itu.
Tillerson yang dilaporkan berada di Washington saat kegiatan tersebut berlangsung bahkan tidak memberikan komentar terkait laporan tahunan itu, tidak seperti dua pemerintahan terakhir.
Ketidakhadiran mantan CEO perusahaan minyak AS, Exxon Mobile, tersebut lantas dijadikan lawan politik sebagai senjata untuk mengkritisi pemerintahan Trump.
Mereka menyebut bahwa ada indikasi pemerintahan AS sekarang tidak segan untuk melakukan tindakan represi, pelecehan, dan eksploitasi.
Sosok Tillerson menjadi kontroversial bagi jabatan menteri luar negeri Amerika Serikat karena sejumlah alasan. Selain kedekatannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan minim pengalaman diplomatik, Tillerson kini dikaitkan dengan pelanggaran HAM yang dilakukan perusahaan Exxon Mobil di Aceh, Indonesia.
Sejak beroperasi, perusahaan ini telah menyewa militer untuk menjaga fasilitas di Aceh. Seiring pertempuran antara kelompok pemberontak Aceh dengan militer Indonesia pada 1990-an hingga awal 2000, sejumlah tentara yang bekerja untuk Exxon dituduh melakukan penyiksaan, menangkap, memperkosa hingga membunuh warga sekitar.
Tuduhan ini kemudian diajukan ke pengadilan Amerika Serikat oleh sejumlah korban pada 2001. Gugatan lain juga diajukan pada 2007. Pengadilan belum menentukan masa persidangan karena pengacara korban kesulitan meminta visa agar mereka dapat bersaksi.
Selama masa awal kasus penyiksaan di Aceh, Rex Tillerson, merupakan wakil presiden Exxon Mobil Development Company, anak perusahaan yang mengembangkan eksplorasi Exxon Mobil di seluruh dunia. Ia menjadi Wakil Presiden Senior Exxon Mobil Corp. pada 2001 dan menjadi orang nomor satu sejak 2006.
CNN | THE INDEPENDENT | YON DEMA