TEMPO.CO, Washington-Presiden Donald Trump akan menghapus Irak dari daftar negara yang dilarang masuk ke Amerika Serikat untuk sementara waktu. Presiden Trump mendapat tekanan dari Pentagon dan Kementerian Luar Negeri untuk mencabut Irak dari daftar itu.
Pentagon dan Kementerian Luar Negeri, menurut empat pejabat di pemerintahan Trump, beralasan Irak merupakan memainkan peran kunci dalam memberangus ISIS.
Baca juga : Ngeyel, Trump Akan Buat Lagi Larangan Imigran Muslim
Presiden Trump dijadwalkan akan menandatangani perintah eksekutif baru hari ini, 1 Maret 2017. Perintah eksekutif ini untuk menggantikan perintah eksekutif sebelumnya yang telah dibatalkan oleh pengadilan Amerika Serikat.
Perintah Eksekutif yang baru ini berisikan larangan para imigran dari enam negara masuk ke Amerika Serikat untuk 90 hari lamanya. Enam negara itu adalah Iran, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman. Nama Irak resmi dihapus dari perintah eksekusif terbaru Presiden Trump.
Baca juga: Efek Kebijakan Imigrasi Donald Trump, 60 Ribu Visa Dicabut
Irak dan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat sejak Oktober 2016 melakukan operasi memberangus ISIS di Irak. Pasukan koalisi ini belum sepenuhnya berhasil membebaskan kota-kota di Irak dari cengkraman ISIS.
Dengan keluarnya perintah eksekutif baru ini, Presiden Trump memberlakukan aturan masuk yang baru bagi para imigran yang masuk ke AS dengan tujuan mengurangi pekerja yang tidak trampil atau penganguran dan meningkatkan upah buruh.
Baca juga: Donald Trump Disebut akan Cegah Warga 7 Negara Muslim ke AS
Selain itu, Presiden Trump juga mendirikan kantor khusus untuk membantu para korban kejahatan yang pelakunya adalah imigran atau disingkat VOICE atau Victims of Immigration Crime Engagement.
"Kami menyediakan suara bagi mereka yang diabaikan media, dan didiamkan karena kepentingan khusus," kata Presiden Trump.
Informasi terbaru dari Irak, pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat bertempur melawan ISIS di gedung-gedung pemerintahan di Mosul. Dengan menguasai gedung-gedung pemerintahan, maka itu menjadi simbol penting untuk memulihkan kembali kewenangan negara di kota itu.
AL ARABIYA | IRAQINEWS | AP | MARIA RITA