TEMPO.CO, Kuala Lumpur -Perusahaan Korea Utara yang menjual alat-alat militer, Glocom, mendirikan kantor cabang di Malaysia. Glocom, singkatan dari Global Communications Co, berlokasi di lantai dua di satu gedung di kawasan yang disebut "Little India" di Malaysia.
Menurut Reuters, Glocom pernah membuat iklan penjualan lebih dari 30 sistem radio untuk lembaga militer dan paramiliter melalui situsnya di Malaysia, glocom.com.my.
Baca juga: Pembunuhan Kim Jong-nam Didalangi 2 Kementerian Korea Utara
Sebelum website glocom.com.my dihapus tahun lalu, situs itu menyebutkan alamat Glocom Malaysia berlokasi di Litte India. Namun, saat dicek, tidak ada informasi soal perusahaan itu. Bahkan nama perusahaan itu tidak ditemukan di Malaysia.
Menurut Reuters, Glocom dikendalikan oleh agen intelijen Korea Utara di luar negeri yakni Reconnaissance General Bureau. Bisnis perusahaan itu adalah menjual perlengkapan radio perang. Apa yang dilakukan Glocom sebenarnya telah melanggar sanksi yang dikeluarkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap Korea Utara.
Berdasarkan website dan dokumen perusahaan yang terdaftar, situs Glocom tahun 2009 memuat informasi tentang dua perusahaan Malaysia dikendalikan oleh direktur dan pemilik saham warga Korea Utara.
Baca juga: Kena Racun VX, Kim Jong-nam Diduga Tewas dalam 20 Menit
Glocom dioperasikan oleh Pan Systems, perusahaan Korea Utara yang berkantor cabang di Singapura. Informasi ini terdapat dalam laporan PBB yang mengutip faktur penjualan dan informasi lainnya.
Managing Direktur Pan Siystems di Singapura, Louis Low menjelaskan perusahaannya dulu pernah punya kantor di Pyongyang, ibukota Korea Utara tahun 1996. Namun, kantor itu kemudian ditutup pada tahun 2010. Sejak itu Pan Systems tidak punya hubungan bisnis lagi dengan Korea Utara.
Namun, menurut laporan PBB, Pan Systems Pyongyang memiliki rekening bank, perusahaan dan agen intelijen kebanyakan berkantor di Cina dan Malaysia. Perusahaan ini membeli komponen radio dan kemudian merakit dan menjualnya.
Menurut laporan PBB, satu dari beberapa direktur Pan Systems Pyongyang, Ryang Su-nyo, kerap berkunjung ke Malaysia dan Singapura untuk bertemu dengan perwakilan Pan Systems.
Baca juga: Pembunuhan Kim Jong-nam, 12 Fakta Penting Ihwal Siti Aisyah
Dalam satu perjalanan ke Malaysia pada Februari 2014, menurut seorang sumber, Ryang Su-nyo dan dua warga Korea Utara lainnya ditahan atas dugaan menyelundupkan uang US$ 450.000 atau sekitar Rp 6 miliar melalui bandara khusus maskapai berbiaya murah di Kuala Lumpur.
Ketiga warga negara Korea Utara itu mengaku kepada aparat Malaysia bahwa mereka bekerja untuk Pan Systems dan uang yang akan diselundupkan itu merupakan milik Kedutaan Korea Utara di Kuala Lumpur.
Seminggu kemudian, ketiga warga Korea Utara itu diizinkan pulang setelah Kejaksaan Agung Malaysia memutuskan tidak mengajukan dakwaan karena bukti tidak cukup kuat. Kedutaan Korea Utara di Kuala Lumpur kemudian membenarkan sebagai pemilik uang.
REUTERS | THE STAR | MARIA RITA