TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Kepolisian Selangor memastikan Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur (KLIA2) steril dari racun dan zat berbahaya lain. Bandara tersebut diperiksa karena sebelumnya menjadi lokasi pembunuhan Kim Jong-nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
"Kami mengkonfirmasi tidak ada bahan berbahaya. KLIA2 bebas dari segala bentuk kontaminasi. KLIA2 dinyatakan sebagai zona aman,” kata Kepala Kepolisian Selangor Abdul Samah Mat, seperti dilansir laman Channel News Asia, Ahad, 26 Februari 2017.
Penyisiran KLIA2 dilakukan tim berkostum khusus yang tampak seperti astronot, lengkap dengan masker gas dan mesin deteksi. Pemeriksaan lokasi juga didukung tim forensik dan anggota Badan Perizinan Energi Atom (Atomic Energy Licensing Board) Malaysia.
Baca: Ini Penjelasan Siti Aisyah Soal Tewasnya Kim Jong-nam
Sebagian besar lokasi yang berdekatan dengan terminal keberangkatan KLIA2 ditutup dengan garis polisi sekitar 75 menit untuk menyisir jejak racun. Didasari fakta penyelidikan kematian Jong-nam, para petugas pun memeriksa dua toilet wanita dan lokasi terkait di bandara tersebut.
“Saya sedikit khawatir. Kenapa mereka tak karantina saja bandara ini?” ujar Hariz Syafiq, 21 tahun, mahasiswa yang dijadwalkan mengambil penerbangan domestik dari KLIA2, seperti dikutip AFP.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Malaysia Subramaniam Sathasivam mengungkapkan jenis racun yang ditemukan seusai otopsi Jong-nam. Pria Korea berumur 46 tahun tersebut diduga tewas karena racun saraf VX. Racun itu, kata dia, sangat mematikan dan bereaksi ke tubuh manusia dalam waktu singkat.
Baca: Malaysia Pastikan Identitas Siti Aisyah dan Kim Jong-nam
Sathasivam pun memperkirakan Jong-nam tewas sekitar 15 hingga 20 menit setelah terpapar VX. “Kematiannya terjadi sekitar 15-20 menit setelah dia terkena substansi VX. Saat-saat terakhirnya pasti sangat menyakitkan,” ujar Sathasivam, dilansir dari CNN.
Berdasarkan hasil otopsi, Sathasivam mengatakan reaksi racun bekerja saat Jong-nam pingsan di klinik bandara hingga akhirnya meninggal dalam ambulans saat dievakuasi. Dia mengaku masih membutuhkan sampel DNA, profil gigi, dan tanda tubuh sebelum bisa mengidentifikasi kematian Jong-nam secara resmi. "Setelah kami mengidentifikasi orang tersebut, tugas kami selesai," ujar dia.
CHANNEL NEWS ASIA | AFP | CNN | YOHANES PASKALIS