TEMPO.CO, Damaskus - Seorang juru kamera dan pekerja sosial yang mendokumentasikan kegiatan "Helm Putih" kelompok Civil Defence dalam perang saudara di Suriah masuk nomini Piala Oscar di Amerika Serikat. Dia tak bisa berangkat karena paspornya dicabut pemerintah Suriah.
"Dia tak bisa berangkat ke AS karena Damaskus mencabut paspornya," ujar organisasi ini kepada Middle East Monitor, Ahad, 26 Februari 2017.
Helm Putih adalah sekelompok aktivis sosial yang bekerja menyelamatkan korban perang saudara di Suriah menggunakan helm putih.
"Kegiatan mereka terutama fokus pada korban bombardir jet tempur Rusia selama perang itu berlangsung di beberapa distrik," Middle East Monitor melaporkan.
"White Helmets" masuk nomini Oscar dalam kategori film dokumentasi pendek yang menvisualkan kegiatan sehari-hari para relawan dalam perang tersebut.
Pemerintahan Suriah dibawah kepemimpinan Presiden Bashar al-Assad menuding kelompok ini bekerja demi kepentingan al-Qaeda. "Mereka berpura-pura bekerja usai serangan udara, namun sesungguhnya pekerjaan mereka untuk tujuan propaganda," kata Suriah. Namun tuduhan itu ditolak "White Helmets".
Dua pekerja sosial, Raed Saleh dan Khaled Khatib, yang juga seorang juru kamera, mendapatkan visa AS untuk menghadiri acara Piala Oscar di Los Agles pada Ahad malam waktu setempat, 26 Februari 2017.
Meskipun demikian, dalam keterangannya kepada media, White Helmets mengatakan, Saleh tidak bisa meninggalkan pekerjaannya karena serangan udara sangat intens.
"Adapun Khatib tidak bisa hadir pada upacara Oscar sebab pemerintah Suriah membatalkan paspornya."
MIDDLE EAST MONITOR | CHOIRUL AMINUDDIN