TEMPO.CO, Massachusetts – Museum Davis di Wellesley Maasachusetts, Amerika Serikat, melakukan aksi protes dengan tidak memajang semua karya seni yang dibuat atau disumbangkan oleh imigran.
Museum Davis memprotes kebijakan yang merugikan imigran di Amerika Serikat. Aksi protes akan berlangsung hingga peringatan President Day pada akhir pekan ini.
Untuk karya seni yang tidak bisa diturunkan atau dilepas, akan ditutupi dengan kain hitam dan diberi tulisan “Dibuat oleh seorang imigran”.
Pihak museum menyebut ide itu bagian dari inisiasi yang disebut proyek Art Less yang dimaksudkan untuk menyoroti dampak imigran, bahkan di dunia seni.
”Kami telah menghapus atau menutupi karya-karya ini untuk menunjukkan secara simbolis bahwa Museum Davis akan terlihat seperti apa jika tanpa kontribusi mereka (imigran) untuk koleksi kami dan Wellesley College, dan dengan demikian orang dapat menghormati banyak hadiah yang tak ternilai,” demikian pernyataan museum, seperti yang dilansir CNN pada 16 Februari 2017.
Direktur Museum Lisa Fischman mengatakan proyek Art-Less menggambarkan kerugian yang dirasakan oleh warga Amerika Serikat tanpa hadiah dari seniman imigran dan kolektor imigran.
Seorang pengunjung museum, Audrey Stevens mengatakan protes ini mengirim pesan bahwa kontribusi dari para imigran telah membuat AS menjadi bangsa diinginkan seperti sekarang ini.
Salah satu karya utama yang diturunkan adalah potret George Washington. Tidak hanya lukisan yang dibuat oleh Adolf Ulrik Wertmuller, seorang imigran yang datang ke Amerika Serikat pada 1790-an, tapi karya yang juga disumbangkan ke Museum Davis oleh keluarga imigran.
Sementara kain hitam menutupi karya yang diberikan oleh seorang imigran ke Museum Davis.
Museum ini mengatakan sekitar 120 karya seni atau sekitar 20 persen dari seluruh karya seni yang berada di galeri, dibuat atau disumbangkan oleh imigran.
CNN | KRMG | YON DEMA