Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Protes Kebijakan Trump, Para Imigran Tak Bekerja dan Belanja

Editor

Abdul Malik

image-gnews
Sejumlah pengunjuk rasa membentangkan bendera Meksiko saat menggelar aski protes atas tembok perbatasan antara Meksiko dengan AS yang dibuat oleh Presiden Donald Trump di Kota Meksiko City, 12 Februari 2017. Pembangunan tembok Meskio-AS dengan maksud untuk menolah imigran Meksiko masuk ke AS. REUTERS
Sejumlah pengunjuk rasa membentangkan bendera Meksiko saat menggelar aski protes atas tembok perbatasan antara Meksiko dengan AS yang dibuat oleh Presiden Donald Trump di Kota Meksiko City, 12 Februari 2017. Pembangunan tembok Meskio-AS dengan maksud untuk menolah imigran Meksiko masuk ke AS. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Philadelphia - Para Imigran di Amerika Serikat diharapkan untuk berdiam di rumah dan tidak pergi bekerja, ke sekolah, menjalankan bisnis hingga berbelanja pada hari Kamis, 16 Februari 2017 waktu AS. Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang ingin mendeportasi para imigran. Lewat aksi ini, diharapkan pemerintah sadar pentingnya imigran bagi perekonomian di Negeri Abang Sam.

Aksi yang viral di media sosial dengan sebutan #DayWithoutImmigrants atau Hari Tanpa Imigran ini digelar di beberapa kota seperti Philadelphia, Washington, Boston, Houston, Chicago dan New York. Protes ini juga ramai dibincangkan di media sosial dan dari mulut ke mulut. Tanda pagar #DayWithoutImmigrants pun menjadi trending topic di media sosial Twitter.

Baca : Melania Trump Disebut Tak Bahagia Jadi Ibu Negara  

Para pengusaha dan lembaga di beberapa kota telah menunjukkan solidaritasnya pada para imigran terkait aksi ini. Panitia aksi di Philadelphia berharap protes ini diikuti oleh ribuan pekerja imigran serta keluarga mereka.

Erika Almiron, Direktur Eksekutif Juntos, organissi nirlaba yang bekerja dengan komunitas imigran Latin, mengatakan tujuan dari aksi ini adalah penghentian kriminalisasi para imigran. "Apa yang akan terjadi bila ada protes besar-besaran? Terlihat seperti apakah kota nanti?" katanya dilansir kantor berita Aljazeera, Kamis, 16 Februari 2017.

Wali Kota Philadelphia, Jim Kenney, menjadi salah satu pemimpin yang mendukung aksi ini. Ia telah bersumpah untuk menolak membantu penegak hukum federal yang berupaya mendeportasi para imigran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca : Pemilik Carl’s Jr. Mundur dari Calon Menteri Tenaga Kerja AS  

Seruan untuk aksi protes ini muncul pasca pihak Imigrasi pekan lalu merazia para imigran. Mereka mengumpulkan hampir 680 orang untuk dideportasi. Tiga perempat dari mereka memiliki catatan kriminal. Berdasarkan data Pew Research Centre, setidaknya 9 persen imigran gelap bekerja sebagi karyawan di hotel dan restoran pada 2014.

Dalam masa kampanyenya akhir tahun lalu, Trump menyalahkan para imigran terkait angka pengangguran yang tinggi. Ia berjanji membangun dinding di sepanjang perbatasan AS-Meksiko. Setelah menjadi presiden, Trump telah mengeluarkan kebijakan untuk melarang sementara orang-orang dari tujuh negara mayoritas muslim memasuki Amerika.

ALJAZEERA | AHMAD FAIZ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Biden, Obama dan Clinton Dicemooh karena Bela Israel dalam Penggalangan Dana Terbesar Demokrat

9 jam lalu

Presiden AS Joe Biden besama mantan presiden AS Barack Obama meninggalkan Air Force One di Bandara Internasional John F Kennedy di New York, AS 28 Maret 2024. REUTERS
Biden, Obama dan Clinton Dicemooh karena Bela Israel dalam Penggalangan Dana Terbesar Demokrat

Joe Biden, Barack Obama dan Bill Clinton dicemooh demonstran atas dukungannya terhadap serangan Israel ke Gaza


Deretan Kontroversi Diva Nyentrik Lady Gaga

12 jam lalu

Lady Gaga dan Joaquin Phoenix dalam film Joker: Folie a Deux. Foto: Instagram/@toddphillips
Deretan Kontroversi Diva Nyentrik Lady Gaga

Lady Gaga, diva bernama asli Stefani Joanne Agelina Germanotta ini juga kerap mendulang atensi karena sederet kontroversinya.


Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

13 jam lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."


Lady Gaga: Diva Nyentrik yang Menapaki 38 Tahun

13 jam lalu

Lady Gaga saat menghadiri acara Piala Oscar di Hollywood, Los Angeles, California, 13 Maret 2023. REUTERS/Eric Gaillard
Lady Gaga: Diva Nyentrik yang Menapaki 38 Tahun

Bintang nyentrik Lady Gaga, penyanyi, penulis lagu dan aktris kini tengah dinanti aktingnya di film Joker: Folie a Deux yang masuk proses tahap akhir.


Jenderal AS: Kami Tak Bersedia Beri Israel Senjata Apa Pun yang Diinginkan Saat Ini

13 jam lalu

Jenderal Charles Q. Brown Junior. REUTERS
Jenderal AS: Kami Tak Bersedia Beri Israel Senjata Apa Pun yang Diinginkan Saat Ini

Jenderal militer AS mengatakan bahwa Washington belum memberikan semua senjata yang diminta Israel, karena AS tidak bersedia memberikannya saat ini


Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

16 jam lalu

Para dokter mengambil bagian dalam protes terhadap rencana penerimaan lebih banyak siswa ke sekolah kedokteran, di depan Kantor Kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, 22 Februari 2024. REUTERS/Kim Soo-Hyeon
Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

Korea Selatan menutup bangsal rumah sakit besar karena tak ada dokter.


Top 3 Dunia: Dugaan WNI di Kapal Penabrak Jembatan Baltimore, Warga AS Tak Setujui Serangan Israel

17 jam lalu

Bagian dari jembatan Francis Scott Key yang runtuh setelah ditabrak kapal kontainer Dali di Baltimore, Maryland, AS, 26 Maret 2024. Insiden ini menyebabkan sebagian besar Jembatan Francis Scott Key runtuh yang menyebabkan beberapa kendaraan yang melintasi terperosok ke Sungai Patapsco. U.S. Army Corps of Engineers/Handout via REUTERS
Top 3 Dunia: Dugaan WNI di Kapal Penabrak Jembatan Baltimore, Warga AS Tak Setujui Serangan Israel

Top 3 dunia adalah Kemlu dalami dugaan adanya WNI di kapal penabrak di Baltimore, warga AS tak setuju serangan Israel, jenazah ABK WNI dipulangkan.


Ragam Respons Atas Resolusi DK PBB Agar Gencatan Senjata di Gaza Selama Ramadan

23 jam lalu

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akhirnya menyetujui resolusi gencatan senjata segera antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.
Ragam Respons Atas Resolusi DK PBB Agar Gencatan Senjata di Gaza Selama Ramadan

Resolusi DK PBB ini disahkan dengan skor 14-0 usai Amerika Serikat abstain, tidak menggunakan hak vetonya.


Seoul Lumpuh, Sopir Bus Mogok Massal Tuntut Naik Gaji

1 hari lalu

Ilustrasi bus (Pixabay)
Seoul Lumpuh, Sopir Bus Mogok Massal Tuntut Naik Gaji

Sopir bus di Seoul, Korea Selatan ramai-ramai mogok kerja memprotes besaran upah. Akibatnya sektor transportasi lumpuh.


WNI Disebut Jadi Kapten Kapal Penabrak Jembatan Baltimore, Ini Penjelasan Kemlu

1 hari lalu

Pemandangan udara dari kapal kargo Dali yang menabrak Jembatan Francis Scott Key, menyebabkannya runtuh di Baltimore, Maryland, AS, 26 Maret 2024. Maryland National Guard/Handout via REUTERS
WNI Disebut Jadi Kapten Kapal Penabrak Jembatan Baltimore, Ini Penjelasan Kemlu

Kementerian Luar Negeri menjelaskan ihwal WNI yang disebut menjadi kapten kapal yang menabrak jembatan di Baltimore, Amerika Serikat.