TEMPO.CO,Sanaa—Serangan udara Arab Saudi menewaskan delapan perempuan dan seorang anak dalam sebuah pemakaman di Ibu Kota Yaman, Sanaa, pada Kamis waktu setempat.
Seperti dilansir Sputnik, Jumat 17 Februari 2017, serangan ini terjadi saat proses pemakaman saudara laki-laki Mohammed Al Nakii, seorang warga setempat tengah berlangsung di Distrik Arhab, 40 kilometer sebelah utara Sanaa.
Baca Juga:
Baca: Perang di Yaman, Unicef: Setiap 10 Menit Satu Anak Tewas
Istri Al Nakii menjadi salah satu korban tewas sementara empat perempuan lainnya langsung meninggal di tempat kejadian. “Saya sedang menerima ucapan duka cita ketika serangan terjadi. Ini sungguh biadab,” kata Al Nakii dengan geram.
Kelompok pemberontak Syiah Houthi yang menguasai Sanaa, menuding koalisi Saudi sebagai pelaku serangan yang menewaskan warga sipil ini. Kepada AP, koalisi Saudi mengaku tengah menyelidiki insiden tersebut. Belum diketahui rumah atau target dalam serangan keji ini.
Jika benar serangan Saudi menjadi penyebab kematian warga sipil, ini menambah daftar kejahatan negara tersebut dalam perang saudara di Yaman. Koalisi Saudi yang mendukung pemerintah Presiden Abedrabbo Mansour Hadi sejak Maret 2015 selalu menyebut tidak menaysar warga sipil. Namun nyatanya, serangan Saudi kerap menargetkan upacara pernikahan, pemakaman, sekolah dan rumah sakit.
Pada Oktober lalu, koalisi Saudi mengakui menewaskan 140 pelayat dalam serangan udara di Sanaa. Mereka mengaku insiden ini terjadi karena “kesalahan informasi.” Sebelumnya, mereka sempat membantah terlibat dalam serangan tersebut. Serangan terhadap warga sipil juga terjadi pada 10 Januari lalu.
Kelompok penggiat hak asasi manusia, Human Rights Watch, menuding koalisi Saudi bertanggung jawab atas serangan udara di sebuah pasar di Provinsi Nihm,yang menewaskan lima orang, salah satunya seorang bocah perempuan.
"Serangan terhadap anak perempuan berusia 11 tahun yang tengah berjalan menuju sekolahnya, menujukkan koalisi Saudi tak peduli dengan daftar hitam Sekretaris Jenderal PBB,” ujar Sarah Leah Whitson, Direktur HRW Wilayah Timur Tengah.
Perserikatan Bangsa-Bangsa sempat memasukkan koalisi Saudi dalam daftar pelaku kejahatan terhadap anak pada Juni lalu, karena keterlibatannya di Yaman. Namun PBB kemudian menarik koalisi Saudi dari daftar itu setelah terjadi negosiasi alot. Koalisi Saudi terdiri atas Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Qatar, dan Uni Emirat Arab.
PBB menyebut lebih dari 7.400 orang tewas, termasuk 1.400 anak-anak selama konflik dua tahun di Yaman. Perang antara koalisi Saudi dan Houthi itu juga menyebabkan tiga juta orang terpaksa mengungsi dan hampir 80 persen penduduk Yaman nyaris kelaparan.
SPUTNIK | YAHOO NEWS | AP | SITA PLANASARI AQUADINI