TEMPO.CO, ATHENA—Setengah juta warga Muslim Athena, ibu kota Yunani, akan segera memiliki masjid setelah pembangunan tempat ibadah bagi umat muslim itu dilarang selama satu abad terakhir.
Seperti dilansir Reuters, Selasa 14 Februari 2017, masjid baru akan dibangun pada lahan seluas 1.000 meter persegi. Dibangun setinggi dua lantai, masjid ini dibuat tanpa menara.
Masjid tersebut akan selesai dibangun pada April 2017 di bekas pangkalan angkatan laut di Athena.
Baca: Unggah Foto di Masjid, Pendukung Petinju Inggris Ini Marah
"Kami membutuhkan masjid untuk generasi baru agar merasakan kesamaan hak dan hukum dengan masyarakat Yunani lain,” kata Anna Stamou, juru bicara Asosiasi Muslim Yunani.
Rencana pembangunan masjid dimulai pada 1890 oleh keputusan parlemen Yunani.
Namun rencana ini terus tertunda karena sentimen negatif rakyat Yunani terhadap Islam, agama yang dianut mayoritas warga Turki, musuh bebuyutan mereka.
Sejak berhasil mengusir Kesultanan Turki Ottoman dari Yunani pada 1833 hingga gelaran Olimpiade pada 2004, desakan untuk membangun masjid terus gagal.
Bahkan Wakil Menteri Luar Negeri Yunani Ioannis Amanantidis mengingatkan parlemen tahun lalu bahwa Athena adalah, “Satu-satunya ibu kota di Eropa yang tidak memiliki masjid.”
Penolakan Athena untuk membangun masjid juga menuai kritikan karena Yunani yang masih bergantung pada dana internasional sejak 2010, dianggap kikir karena tak mau meluangkan 800 ribu Euro untuk membangun sebuah masjid.
Selama bertahun-tahun, Muslim Athena harus salat di berbagai tenda, ruang bawah tanah hingga gudang terbengkalai yang menjadi sasaran kelompok rasis.
Salat Jumat, ujar Stamou, dilakukan di sebuah garasi bawah tanah dimana umat melantunkan doa dalam bahasa Arab dan Yunani. Para pria salat sambil berdesak-desakan di atas karpet lembab dan pipa ventilator di atas kepala mereka.
Pada Mei lalu, Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras berjanji akan segera menyelesaikan pembangunan masjid yang terbengkalai.
“Kami membangun masjid bukan hanya karena menghormati warga Muslim ibu kota, tapi juga sebagai kewajiban kita membela nila-nilai Yunani.”
Selama setahun terakhir, kelompok ultranasionalis Yunani menduduki lokasi pembangunan masjid dan mendirikan pusat penampungan tuna wisma.
Sejumlah pesan dan poster masih terpasang di sekitar lokasi dengan tulisan, “Tidak ada masjid,” dan “Muslim pergi.” Sebuah poster lain yang dipasang di dekat lokasi juga ditulis, “Muslim adalah musuh Kristen, Ortodoks dan negara ini.”
Golden Dawn, partai ultranasionalis yang berada di urutan ketiga jajak pendapat, mengancam akan terus melakukan protes menentang pembangunan masjid.
"Kami sudah melakukan banyak protes dan akan terus melakukannyanya,” ujar anggota parlemen Ilias Panagiotaros dalam unjuk rasa pada Januari lalu.
Ratusan pendukung partai membawa obor dan melambaikan bendera Yunani bersama bendera partai yang mengandung simbol swastika.
"Dengan bantuan Tuhan, masjid ini tidak akan pernah ada.”
REUTERS | THE DAILY STAR | YAHOO NEWS | SITA PLANASARI AQUADINI