TEMPO.CO, Pyongyang- Korea Utara kembali meluncurkan rudal balistik ke dalam laut di lepas pantai timur Semenanjung Korea pada Minggu pagi pukul 7:55 waktu setempat. Informasi itu berdasarkan laporan militer Korea Selatan.
Seperti yang dilansir BBC pada 12 februari 2017, Kantor Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengeluarkan pernyataan singkat bahwa peluncuran rudal balistik Korea Utara dilakukan dari pangkalan udara Banghyon di provinsi Pyongan Utara di sisi barat semenanjung Korea dan jatuh di dekat Laut Jepang.
Baca juga:
Korea Utara Bersiap Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua
Rudal Balistik Antarbenua Korea Utara Mampu Mencapai AS
Korea Selatan-Jepang Teken Pakta Intelijen Hadapi Korea Utara
Tidak ada rincian lebih lanjut tentang peluncuran rudal pertama sejak Donald Trump menjabat sebagai presiden Amerika Serikat.
Presiden Trump yang saat ini menerima kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menegaskan bahwa AS mendukung sepenuhnya Jepang sebagai sekutu terbesar AS.
"Saya hanya ingin semua orang memahami dan sepenuhnya tahu bahwa Amerika Serikat berdiri di belakang Jepang, sekutu besar, 100 persen," kata Trump, seperti dilansir dari CNN pada 12 Februari 2017.
Sebelum berkunjungan ke AS, Abe telah mengingatkan Korea Utara untuk mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB. Ia menyebut Kim Jong Un keterlaluan jika meluncurkan senjatanya.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un memenuhi janjinya yang diucapkan saat memberi ucapan selamat Tahun Baru 2017 awal Januari lalu. Kim mengatakan negaranya segera menguji rudal balistik antarbenua (ICBM) tanpa memberikan tanggal peluncurannya.
Menteri Pertahanan AS, James Mattis berjanji akan mengambil tindakan tegas kepada Korea Utara jika meluncurkan rudal balistiknya. Janji itu disampaikan Mattis saat melakukan kunjungan kerja pertamanya di Korea Selatan awal bulan ini.
Korea Utara sudah melakukan dua tes nuklir dan sejumlah uji coba peluncuran rudal awal tahun lalu. Para ahli senjata menilai Korea Utara menunjukkan kemajuan dan kemampuan dalam sistem persenjataannya berdasarkan sejumlah peluncuran senjata nuklir dan rudal balistik.
BBC|REUTERS|YON DEMA