TEMPO.CO, Sabah - Konsulat Jenderal RI Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia, memperoleh informasi tentang keberadaan lima warga negara Indonesia yang disandera kelompok bersenjata pimpinan Abu Sayyaf. Ketua Satuan Tugas Perlindungan WNI KJRI Kinabalu Hadi Syarifuddin mengatakan kelimanya tengah berada di Sulu, Filipina selatan.
"Saat ini, mereka dalam kondisi sehat," kata Hadi melalui pesan singkat, Kamis, 9 Februari 2017.
Dua di antaranya tenaga kerja Indonesia asal Wakatobi yang bekerja di kapal nelayan berbendera Malaysia. La Utu bin La Raali adalah kapten kapal SSK 00520F, sedangkan La Hadi bin La Adi adalah anak buah kapal SN 1154/4F. Keduanya diculik kelompok bersenjata saat berada di Terumbu Pegasus, perairan Kertam, Sabah, Malaysia, 5 November 2016.
Baca:
3 WNI Hilang di Sabah, Kemlu: Belum Tentu Diculik Abu Sayyaf
Majikan WNI Disandera di Filipina Berjanji Santuni Keluarga
Tiga WNI lain adalah anak buah kapal berbendera Malaysia, yaitu Hamdan bin Salim, Subandi bin Sattu, dan Sudarling bin Samamsung. Ketiganya diketahui menjadi korban penculikan kelompok bersenjata setelah Coast Guard Filipina menemukan kapal mereka terdampar di Pulau Taganak, Filipina selatan, dalam kondisi tanpa awak pada 19 Januari lalu.
Menurut Hadi, tiga TKI tersebut terlacak tengah bersama dua TKI yang lebih dulu menjadi korban penculikan. Informasi ini diperoleh dari istri La Utu yang masih sering mendapatkan telepon dari suaminya. La Utu masih bisa berkomunikasi dengan keluarga karena disuruh menjadi tukang masak untuk sekitar 50 korban penculikan oleh kelompok bersenjata tersebut.
"La Utu ini selama dalam ‘genggaman’ penculik di Sulu, Filipina selatan, diberi kepercayaan untuk memasak kebutuhan makan-minum sandera," ujar Hadi.
Hingga saat ini, menurut Hadi, KJRI belum bisa berkomunikasi langsung dengan kelompok bersenjata tersebut. Pemerintah masih melakukan negosiasi terkait dengan pembebasan lima TKI yang diculik.
ANTARA