TEMPO.CO, Kirov - Pengadilan Rusia menjatuhkan hukuman 5 tahun bui terhadap Alexei A. Navalny, pesaing utama Presiden Vladimir Putin dalam pemilu presiden 2018.
Seperti dilansir ABC News, Kamis, 9 Februari 2017, Pengadilan Kota Kirov, yang berjarak lebih dari 600 kilometer dari Ibu Kota Moskow, memperkuat putusan pengadilan sebelumnya yang menyatakan Navalny, 40 tahun, bersama koleganya, Pyotr Ofitserov, bersalah atas tuduhan penggelapan setengah juta dolar Amerika Serikat dari sebuah perusahaan kayu lokal, Kirovles.
Baca: Putin Perintahkan Angkatan Udara Rusia Siaga Perang
Keduanya menyatakan tidak bersalah atas putusan yang dijatuhkan hakim Alexei Vtyurin itu. Ini adalah persidangan kedua yang harus dihadapi Navalny karena kasus yang sama.
"Saya harap Anda membawa kabar baik,” ujar Navalny kepada hakim saat memasuki ruang sidang. Hakim Vtyurin tergelak saat mendengar ucapan itu.
Navalny menjadi satu-satunya tokoh yang dikenal sebagai kritikus Putin yang akan menantang Presiden Rusia itu dalam pilpres Rusia tahun depan. Ia dikenal sebagai narablog yang kerap mengungkap kasus korupsi pejabat Rusia, termasuk teman dekat Putin.
Namun, dengan putusan Rabu kemarin itu, Navalny sulit melanjutkan impiannya menantang Putin. “Putin dan geng pencurinya takut menghadapi kami di pemilu,” cuit Navalny melalui akun Twitter-nya. “Karena kami akan menang.”
Seusai sidang, Navalny berkukuh akan melanjutkan pencalonannya karena hakim tidak memerintahkannya langsung dipenjara. “Berdasar undang-undang Rusia, selama tidak dipenjara, Anda masih dapat mencalonkan diri,” tuturnya, seperti dilansir Sky News.
Pada 2013, ia mencalonkan diri sebagai Wali Kota Moskow serta berhasil merebut 27 persen suara meski dihalang-halangi pemerintah dan dilabeli media pro-Kremlin sebagai agen Barat.
Gaya kampanyenya yang modern, salah satunya dengan menggunakan drone, disebut-sebut mirip dengan gaya kampanye Barack Obama saat pertama kali terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat pada 2008.
Sejak saat itu, Kremlin menilai Navalny sebagai sosok anti-Putin yang utama. Meski popularitas Putin kini mencapai 82 persen, Navalny tetap dianggap berbahaya bagi rezim yang berkuasa.
Dalam persidangan di Kirov pada 2013, hakim sejatinya menjatuhkan hukuman 5 tahun bui. Namun ia tidak mendekam di penjara karena ribuan orang berunjuk rasa di jalanan Kota Moskow untuk memprotes putusan tersebut.
THE NEW YORK TIMES | ABC NEWS | SKY NEWS | SITA PLANASARI AQUADINI