TEMPO.CO, Washington - Bagi sebagian komunitas Cina-Amerika, surat perintah Presiden Donald Trump melarang warga dari tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim adalah sebuah pengulangan sejarah menyakitkan.
Mereka teringat bagaimana pada awal kedatangannya di negeri Uncle Sam itu menjadi bulan-bulanan kebijaksanaan diskriminatif pemerintah.
Menurut mereka, Washington telah mengulang kesalahan yang telah dibuat lebih dari seabad lampau.
"Kami melihat pelarangan Trump ini sebagai satu bab memalukan dalam sejarah AS," ujar Bill Ong Hing, seorang profesor hukum di Universitas San Fransico yang bekerja sebagai pembela kebebasan hak sipil Amerika.
Bing menjelaskan, selain dirinya, ada beberapa organisasi yang turut serta melawan kebijaksanaan pelarangan kaum muslim dari tujuh negara berpenduduk mayoritas Islam.
Organisai itu antara lain, San Francisco's Asian Law Caucus, New York's Asian American Legal Defense dan Education Fund.
Undang-Undang Scott AS yang diberlakukan pada 1888 meminta seluruh warga Cina, baik yang memiliki izin tinggal maupun yang sudah bertahun-tahun menetap di AS meninggalkan negeri itu.
Mereka terpaksa harus keluar dari AS dan tinggal dengan keluarganya di Cina.
"Ada beberapa ratus warga Cina tiba di pelabuhan San Fransisco dicegah turun dari kapal karena dilarang oleh UU. Kejadian serupa di lapangan terbang AS," kata Gordon H Chang, profesor sejarah di Universitas Stanford.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN