TEMPO.CO, Washington - Seorang anggota pasukan komando Amerika Serikat tewas dan tiga lainnya terluka dalam insiden baku tembak sengit dengan milisi al-Qaeda yang berlangsung pada Minggu, 29 Januari 2017 pagi di Yaman tengah.
Anggota tim SEAL Angkatan Laut tersebut tewas dalam operasi kontraterorisme pertama Donald Trump sejak ia menjabat sebagai presiden Amerika Serikat.
Baca juga:
Pentagon Diberi 30 Hari untuk Rancang Pemberangusan ISIS
Eks Bos Situs Rasis Breitbart Jadi Anggota Dewan Keamanan Amerika Serikat
Anggota tim 6 SEAL Angkatan Laut melakukan serangan fajar, menewaskan sekitar 14 pejuang al-Qaeda dalam pertempuran hampir selama satu jam. Seorang pemimpin al-Qaeda yang diyakini tewas adalah saudara ipar dari Anwar al-Awlaki, ulama kelahiran AS yang meninggal dalam serangan pesawat tak berawak pada tahun 2011.
Seperti yang dilansir New York Times pada 29 Januari 2017, seorang wanita dan bocah perempuan tewas dalam serangan itu.
Trump, yang telah bersumpah untuk meningkatkan tekanan terhadap kelompok-kelompok militan di seluruh dunia, memerintahkan untuk menyerang al-Qaeda di Yaman pada Sabtu tengah malam.
Segera setelah itu, helikopter tempur dan pesawat di bawah pasukan komando melakukan serangan terhadap rumah pemimpin al-Qaeda di wilayah pegunungan di Provinsi Bayda, yang telah menjadi titik fokus dari operasi militer AS selama beberapa bulan terakhir. Target utama adalah bahan komputer di dalam rumah yang dapat berisi petunjuk tentang plot teroris di masa depan.
Dalam sebuah pernyataan, Trump menyebut serangan itu "sukses" dan berhasil mengumpulkan data intelijen penting yang akan membantu AS dalam mencegah aksi terorisme terhadap warganya dan orang-orang di seluruh dunia.
Serangan itu terjadi sehari sebelum Trump menandatangani perintah yang memerintahkan Menteri Pertahanan Jim Mattis untuk merancang rencana serangan yang lebih agresif untuk memberangus ISIS dalam waktu 30 hari.
ISIS sempalan dari al Qaeda di Irak, tetapi dua organisasi teroris terbesar di dunia tersebut kini saling bersaing tidak hanya di Irak dan Suriah, tetapi juga di tempat lain seperti Yaman dan Afghanistan, tempat kedua kelompok memiliki afiliasi.
NEW YORK TIMES|YON DEMA