TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan kursi permanen kepada Steve Bannon, mantan bos situs berita kubu kanan-jauh, Breitbart, di Dewan Keamanan Nasional (NSC). Rapat NSC membahas isu yang sangat sensitif dan hanya dihadiri para pejabat top pemerintah Amerika.
Donald Trump beralasan, penempatan Bannon sebagai bagian dari reorganisasi di dalam tubuh NSC. Selain itu, Trump memberikan kursi kepada Reince Priebus, kepala stafnya dalam rapat-ralat NSC.
Baca juga:
Hakim AS Kabulkan Izin Tinggal Sementara Imigran Muslim
AS Larang Warganya Masuk, Iran Membalas
Imigran di Amerika, Pendiri Google Ikut Demo Anti-Trump
Setelah mengangkat Bannon dan Priebus, Trump menyingkirkan Joseph Dunford, panglima tertinggi militer Amerika yang memiliki kursi permanen di NSC. Hal sama dilakukan terhadap Direktur Intelijen Nasional John McConnel.
Menurut Trump, Dunford dan McConnel hanya akan hadir dalam rapat yang berhubungan dengan tanggung jawab dan keahlian mereka.
Pada masa Presiden Barack Obama dan George W. Bush, Dunford dan McConnel memiliki kursi tetap di NSC.
Selain mengganti posisi anggota NSC, Trump menandatangani memorandum eksekutif tentang reorganisasi NSC dan pembentukan rencana pemberangusan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Bannon, 62 tahun, yang tidak punya pengalaman di bidang keamanan nasional, dikenal rasis dan anti-Islam. Ia pendukung supremasi orang-orang kulit putih.
Ketika Andrew Breitbart meninggal mendadak pada 2012, Bannon mengambil alih Breitbart. Sikap yang rasis, antimuslim, dan antiimigran tercermin dalam berita-berita yang muncul di Breitbart.
Bannon juga merupakan salah seorang yang ikut membantu pembuatan keputusan eksekutif Trump yang melarang negara-negara berpenduduk mayoritas muslim masuk Amerika Serikat.
Pekan lalu, Bannon saat diwawancara New York Times menyatakan media merupakan partai oposisi yang seharusnya menutup mulutnya. Ia juga menggambarkan dirinya sebagai pengikut Lenin dan ekonom nasionalis.
GUARDIAN | MIRROR | MARIA RITA