TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Eks pejabat di Kementerian Keuangan RI dan keluarganya diusir dari Turki setelah ketahuan berusaha masuk ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
Eks pejabat lulusan master kebijakan publik dari Universitas Flinders, Adelaide, Australia, itu dipulangkan ke Indonesia beberapa hari setelah 17 warga Indonesia diusir oleh pejabat Turki.
Berita terkait:
Diduga Akan Gabung ISIS, 17 WNI Dideportasi dari Turki
Selidiki ISIS, Densus 88 Periksa 17 WNI yang Dideportasi dari Turki
Polri: Sekitar 220 WNI Dideportasi Saat Akan Gabung ISIS
"Pria ini punya posisi bagus di Kementerian Keuangan," kata seorang pejabat senior keamanan Indonesia kepada Channel News Asia, 26 Januari 2017.
Eks pejabat Kementerian Keuangan ini bersama istri dan tiga anaknya berusia 12 tahun dan 3 tahun tiba di Bali dengan pesawat Emirates, yang berangkat dari Istanbul pada Selasa, 24 Januari. Begitu mendarat, mereka ditangkap aparat kepolisian.
Pria ini disebut hidup berkecukupan di Indonesia, memiliki pekerjaan yang bagus. Ia kemudian menjual rumahnya untuk bisa berangkat ke Suriah dan ingin hidup dalam pemerintahan kalifah ISIS.
Pria tersebut bersama keluarganya meninggalkan Indonesia pada 15 Agustus 2016. Mereka berangkat dari Thailand untuk menghindari kecurigaan aparat. Tiga hari kemudian, mereka terbang ke Istanbul.
Di Istanbul, keluarga ini bertemu dengan seorang laki-laki warga Indonesia berinisial I yang membawa mereka ke rumah aman. Selama di Istanbul, mereka beberapa kali berpindah tempat.
"Mereka ditangkap oleh aparat militer Turki dalam penggerebekan tanggal 16 Januari, kemudian mereka dibawa ke kantor polisi dan ditahan selama sepekan sebelum dikirim kembali pulang ke Indonesia," ujar pejabat itu.
Berdasarkan informasi dari pejabat badan antiteror Indonesia, ada sekitar 700-1.000 warga Indonesia yang bermukim di Suriah.
CHANNEL NEWS ASIA | MARIA RITA