TEMPO.CO, Washington - Seorang tokoh muslim populer di Washington, Imam Mohamed Magid, hadir dalam doa bersama lintas agama untuk pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Sabtu 21 Januari 2017. Ia bersama 26 pemuka agama lain mendoakan kepemimpinan Trump di Washington National Cathedral.
Pada acara tersebut, Magid membacakan ayat Quran di depan Donald Trump dan kabinet pemerintahannya. Dia dengan tenangnya menyitir ayat-ayat Quran di depan Donald Trump, keluarga Trump, dan Wakil Presiden Michael Pence, dalam bahasa Arab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh penerjemah yang disiapkan.
Simak Ini:
Trump Presiden AS, MUI: Bisa Berdampak Buruk bagi Indonesia
Trump Acap Pojokkan Islam, Fadli Zon: Hanya Teknik Kampanye
Kehadiran Direktur Eksekutif All Dulles Area Muslim Society tersebut memicu kemarahan sejumlah kelompok muslim di Amerika. Hal itu dianggap sebagai dukungan sebagian kelompok muslim. Padahal, pernyataan Donald Trump terhadap imigrasi muslim telah menjadi kontroversi.
Direktur Eksekutif Council on American-Islamic Relations di Chicago Ahmed Rehab, menulis dalam sebuah postingan di Facebook pada Jumat 20 Januari 2017 bahwa ia kecewa dengan keputusan sepihak Magid untuk bergabung dengan acara pemberian doa. "Itu bertentangan konsensus dan sikap dari akar rumput warga muslim," ucapnya.
Baca Juga:
Baca: Di Muka Donald Trump, Imam Ini Bacakan Al Hujurat dan Ar Rum
Rehab mengkhawatirkan kehadiran Magid dalam acara inagurasi Donald Trump tersebut akan menimbulkan perpecahan kelompok muslim di Amerika. Padahal, Magid adalah ulama yang cukup disegani dengan pemikiran yang terbuka.
Sikap senada disampaikan Hussam Ayloush, Direktur Eksekutif Council on American-Islamic Relations di Los Angeles berpendapat partisipasi Magid ini akan diklaim Donald Trump bahwa telah mendapat dukungan dari Muslim Amerika.
"Partisipasi tersebut juga merusak prinsip begitu banyak Muslim dan sekutu yang memilih untuk secara terbuka menantang kefanatikan presiden ini dan kebijakan yang tidak adil," tulis Ayloush. Dalam posting di Facebook, Magid membela atas keputusannya hadir dalam acara Donald Trump.
Berita Terkait
Isu Bertemu dengan Trump Akhir 2016, Setya Novanto: Rahasia
"Salah satu tugas dari pemimpin agama untuk menyampaikan kebenaran dan nilai-nilai Islam kepada semua orang, termasuk mereka yang berkuasa, untuk mengadvokasi apa yang baik, dan untuk mengatasi mereka yang salah paham dan memiliki kesalahpahaman tentang keindahan Islam," dia menulis.
"Sebagai pemimpin, kita harus selalu menginjak tinggi, tanah moral dalam segala situasi. Ketika kita disajikan dengan platform untuk berbagi nilai-nilai kita, kita harus mengambil kesempatan itu. "
Sajid Tarar, dari kelompok Muslim Amerika untuk Donald Trump, juga hadir memberikan doa pada acara Sabtu lalu.
"Doa saya akan mengatakan kepada Muslim Amerika bahwa Anda harus berdiri untuk Amerika, bagaimana menghargai Amerika," kata Tarar kepada NBC News. "Negara ini telah memberi kita berlindung, mereka menerima kami dengan tangan terbuka, dan kita harus menjadi bagian dari itu."
THE HUFFINGTON POST | EKO ARI