TEMPO.CO, Yangon - Ratusan siswa, guru, dan warga setempat antusias menyambut kedatangan Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi di negara bagian Rakhine, Myanmar. Selain menyerahkan bantuan Indonesia, kedatangan Retno juga untuk meresmikan dua sekolah di negara bagian yang banyak didiami etnis Rohingya tersebut.
"Pembangunan dua sekolah ini merupakan refleksi konkret dari solidaritas masyarakat Indonesia terhadap saudara-saudaranya di Myanmar,” kata Retno seusai peresmian di Rakhine State, Myanmar, Sabtu, 21 Januari 2017.
Dua sekolah yang terletak di Desa La Ma Chae dan Desa Thet Kay Pyia Ywar Ma tersebut dibangun dari hasil sumbangan kemanusiaan masyarakat Indonesia. Bantuan itu dikoordinir Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU), salah satu anggota Aliansi Lembaga Kemanusiaan Indonesia (ALKI) yang aktif memberikan bantuan kemanusiaan di Myanmar.
“Pembangunan dua sekolah ini adalah bagian dari komitmen Indonesia mendukung pembangunan yang inklusif di Myanmar, utamanya di sektor pendidikan,” kata Retno.
Retno juga menyampaikan pembangunan suatu komunitas dan bangsa berawal dari pendidikan yang baik. Atas dasar inilah bidang pendidikan menjadi salah satu fokus bantuan Indonesia kepada Myanmar, khususnya di Rakhine State.
Retno juga berharap kedua sekolah negeri tersebut digunakan dan memberi manfaat bagi semua komunitas di Sittwe.
“Melalui sekolah ini, saya berharap anak-anak di Rakhine State tidak saja mendapat pendidikan formal, melainkan belajar mengenai keberagaman dan toleransi serta menumbuhkan budaya damai dan pluralisme," kata Retno.
Acara peresmian dihadiri Menteri Sosial dan Kesejahteraan Myanmar, Ketua Menteri Rakhine, pejabat Kementerian Pendidikan Myanmar, serta perwakilan beberapa organisasi kemanusiaan Indonesia.
Dalam sambutannya, Chief Minister Rakhine State U Nyi Pu menyampaikan rasa terima kasih kepada rakyat dan pemerintah Indonesia atas pembangunan sekolah tersebut serta berbagai bantuan kemanusiaan lain.
Selain pembangunan dan penyediaan fasilitas sekolah, Indonesia juga akan memberikan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas guru-guru yang akan dilakukan di Sekolah Indonesia International School Yangon. Dengan peresmian dua sekolah baru tersebut, sejak 2014, sudah enam sekolah yang dibangun Indonesia di Rakhine State.
NATALIA SANTI