TEMPO.CO, Kairo - Organisasi jurnalis Arab mendesak pemerintah Mesir membebaskan wartawan Al Jazeera, Mahomud Hussain, yang ditahan beberapa waktu sebelumnya.
Federation of Arab Journalists (FAJ), federasi yang bermarkas di Kairo dalam pernyataannya yang dikeluarkan Sabtu, 21 Januari 2017, mengatakan, "Pemerintah Mesir harus segera melepas rekan kami demi pers yang bebas dan kebebasan berekspresi."
Baca juga:
Bunuh Jurnalis, Rusia Hukum Pilot Ukraina 22 Tahun Penjara
Di Turki: 107 Jurnalis Dipenjara, 155 Media Ditutup
Jurnalis Turki Dibebaskan, Erdogan: Saya Tak Menaruh Hormat
Lembaga ini menjelaskan bahwa mereka sangat prihatin dengan penahanan tersebut. Menurut dia, semua pihak harus bertanggung jawab dan menghormati hukum internasional terkait dengan hak asasi manusia dan kebebasan sipil.
Mahmoud Hussain, warga negara Mesir dan memiliki pengalaman sebagai jurnalis selama lebih dari dua dekade, ditahan pada 20 Desember 2016 ketika dia mendarat di lapangan terbang internasional Kairo untuk berlibur.
Lima hari setelah penahanannya, Menteri Dalam Negeri Mesir mengeluarkan tudingan bahwa Hussain berusaha mempengaruhi lembaga negara dengan cara menyebarkan berita palsu dengan tujuan agar terjadi kerusuhan di Mesir.
Selanjutnya, masa penahanan Hussain diperpanjang selama 15 hari untuk kepentingan penyelidikan.
Al Jazeera menolak segala tudingan yang dialamatkan kepada Hussain seraya mendesak Mesir segera membebaskannya.
"Al Jazeera menolak seluruh tudingan yang dialamatkan kepada Hussain, termasuk tuduhan yang dikeluarkan belum lama ini. Penahanan terhadap Hussain adalah sebuah pelanggaran terhadap norma dan konvensi internasional," bunyi pernyataan Al Jazeera.
Hussain yang tinggal di ibu kota Qatar, Doha, bergabung dengan Al Jazeera di Mesir pada 2011. Dia pindah ke kantor pusat lembaga berita ini di Qatar pada 2013.
Mengomentarai penahanan Hussain, Perserikatan Bangsa-Bangsa meminta Mesir memenuhi komitmennya melindungi kebebasan berekspresi.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan lembaga dunia ini mengikuti dari dekat kasus yang menimpa Hussain.
"Kami meminta Mesir melindungi kebebasan berekspresi dan menyampaikan pendapat," katanya yang disampaikan pada 6 Januari 2017.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN