TEMPO.CO, Washington - Pada masa pemerintahan Barack Obama selama sewindu, Amerika Serikat telah menjatuhkan lebih dari 20 ribu bom di wilayah pasukan Amerika terlibat perang pada 2016. Seperti dilansir Independent pada 20 Januari 2017, berdasarkan rilis data terbaru, pasukan Amerika Serikat menjatuhkan sedikitnya 26.171 bom. Jumlah ini turun 3.000 bom dibandingkan 2015.
Baca juga:
Obama Ampuni Pembocor Rahasia, Julian Assange Penuhi Janji?
Di Hari Terakhirnya, Obama Sisakan 41 Tahanan di Guantanamo
Menurut analisis dari data resmi oleh Micah Zenko, seorang rekan senior di Dewan Hubungan Luar Negeri, sebanyak 24.287 bom dijatuhkan di wilayah Irak dan Suriah. Sisanya, 1.337 di Afganistan, tiga di Pakistan, 496 di Libya, Yaman 35, dan Somalia 14.
Obama bahkan lebih banyak melakukan pengeboman dibanding negara-negara lain dalam periode yang sama. Penelitian menyimpulkan bahwa 79 persen dari sekitar 30.743 bom oleh pasukan koalisi yang dijatuhkan pada 2016 adalah milik pasukan Amerika.
Meskipun ia telah mengurangi jumlah tentara Amerika yang berperang di Afganistan dan Irak, pesawat pengebom tanpa awak atau drone menjamur di bawah kepemimpinannya. Obama memperluas penggunaan serangan melalui drone di luar batas-batas zona perang di Afganistan dan Irak ke negara-negara termasuk Pakistan dan Yaman.
Presiden kulit hitam pertama Amerika itu akan meninggalkan Gedung Putih setelah resmi melakukan serangan drone sepuluh kali lebih banyak dari George W. Bush dan menjadi Presiden Amerika Serikat yang paling lama memimpin perang sepanjang sejarah.
INDEPENDENT | YON DEMA