TEMPO.CO, Washington -Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dianggap sebagai pemimpin yang paling tidak populer dalam sejarah modern negara itu. Tingkat penerimaannya di bawah 40 persen. Hal itu terlihat dari tingkat kehadiran pengunjung konser menyambut pelantikannya sebagai presiden yang sepi dan kosong pada Kamis, 19 Januari 2017.
Jumlah pengunjung dalam konser yang dibuka kepada umum secara gratis tersebut sangat sedikit dibandingkan saat konser menyambut pelantikan Barack Obama pada 2009.
Berita terkait:
Kerabat Clinton Ditangkap Setelah Ciut Ancaman Bunuh Trump
Ini Tokoh AS yang Akan Hadir dalam Pelantikan Trump
Misteri 20 Januari pada Pelantikan Presiden AS
Seperti yang dilansir Independent pada 20 Januari 2017, Trump hanya berhasil menarik minat sebanyak 10 ribu orang saja. Sebaliknya, pemerintahan Obama menarik kerumunan yang diperkirakan melebihi 400 ribu orang untuk konser perdananya.
Diduga minat pengunjung kurang disebabkan kurang terkenalnya artis yang manggung dan genre musik yang ditawarkan kurang bervariasi. Artis yang mengisi acara itu termasuk band 3 Doors Down, Guys Piano, dan Toby Keith yang dilakukan di luar National Mall.
Sementara saat konser Obama, diikuti oleh Beyonce, Bruce Springsteen, U2, James Taylor, John Legend, Shakira, Stevie Wonder, Mary J Blige, Jon Bon Jovi, Garth Brooks dan Sheryl Crow dan artis terkenal lainnya.
Sepinya konser perdana juga menjadi bahan lelucon beberapa nitizen di Twitter yang membandingkan kondisi yang berbeda saat konser antara Trump dan Obama.
Seorang netizen dengan akun bernama Scott Goss (@scottwgoss) menulis: "Tragis National Mall terlihat cukup kosong untuk konser Pelantikan.
Matt Binder (@MattBinder)menulis: " 10.000 yang hadir untuk konser pelantikan gratis Trump, 80.000 orang membayar untuk menghadiri WrestleMania untuk melihat Trump mencukur Vince McMahon."
Lainnya membuat lelucon dengan mengatakan bahwa jika butuh ruang untuk mencari udara segar datanglah ke konser perdana Trump di Washington. Selain sepi, orang yang mengahdiri konser juga sangat homogen, yakni hanya warga kulit putih, sama seperti menteri kabinet yang dipilih Trump.
INDEPENDENT|ELITE DAILY|YON DEMA