TEMPO.CO, Den Haag—Ukraina menggugat negara tetangganya, Rusia, ke Mahkamah Internasional karena dianggap mendukung kelompok pemberontak di wilayah timur negaranya.
Seperti dilansir The World Post, Rabu 18 Januari 2017, Kiev menuding Moskow melakukan intervensi militer di Ukraina, mendanai kelompok teror dan melanggar hak asasi manusia warganya.
Dalam gugatannya, Kementerian Luar Negeri Ukraina meminta Rusia membayar kerugian atas serangan terhadap warganya yang dilakukan oleh kelompok pemberontak pro-Moskow, pada Selasa lalu.
Baca juga:
Surat Staf Putin Bocor, Ada Peran Rusia di Konflik Ukraina
PM Ukraina: Rusia Deklarasikan Perang
“Ukraina meminta mahkamah untuk mewajikan Federasi Rusia menanggung beban internasional sebagai pendukung kelompok teror di negara kami,” demikian menurut dokumen pengadilan.
Ukraina, bekas negara Uni Soviet, menuding Rusia memicu pemberontakan di wilayah timur setelah presiden pro-Moskow digulingkan pada Februari 2014.
Russia mencaplok Krimea dari Ukraina pada Maret 2014 dan kemudian pemberontakan bergolak di timur Ukraina. Pemberontakan ini telah menewaskan sedikitnya 10 ribu orang.
"Rusia harus membayar agresi militernya,” kata Presiden Ukraina Petro Poroshenko setelah gugatan itu dilayangkan ke pengadilan di Den Haag. "Selama tiga tahun Rusia melakukan banyak kejahatan di negara kami.”
Pengeboman kota Mariupol dan Kramatorsk, penembakan terhadap bus warga sipil di Volnovakha, serta pengeboman aksi protes di Kharkiv, masuk dalam daftar kejahatan Rusia terhadap Ukraina.
Kejahatan lain yang dituduhkan terhadap Rusia adalah penggunaan senjatanya oleh kelompok pemberontak saat menembak jatuh pesawat maskapai Malaysia Airlines MH17.
Sebanyak 298 orang tewas ketika pesawat yang bertolak dari Amsterdam ke Kuala Lumpur itu ditembak jatuh di timur Ukraina pada Juli 2014. Korban tewas sebagian besar adalah warga Belanda, termasuk dua keponakan penyanyi legendaris Indonesia, Vina Panduwinata.
Penyelidik Belanda menemukan bahwa pesawat itu jatuh akibat tembakan rudal buatan Rusia yang diduga dilakukan kelompok pemberontak.
Namun Rusia membantah mendukung kelompok pemberontak di Ukraina timur.
"Kami selalu mengutuk aksi teror dan giat memeranginya,” demikian pernyataan kementerian luar negeri Rusia.
THE WORLD POST | THE INDEPENDENT | SITA PLANASARI AQUADINI