Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jelang Lengser, Obama Kurangi Hukuman Pembocor WikiLeaks

image-gnews
Bradley Manning dikawal menuju mobil setelah sidang militer di Fort Meade, Md, Amerika (20/8). Setelah dijatuhi hukuman selama 35 tahun karena membocorkan rahasia negara ke Wikileaks, ia berencana mengubah identitasnya menjadi perempuan dengan nama Chelsea E. Manning. (AP Photo/Patrick Semansky)
Bradley Manning dikawal menuju mobil setelah sidang militer di Fort Meade, Md, Amerika (20/8). Setelah dijatuhi hukuman selama 35 tahun karena membocorkan rahasia negara ke Wikileaks, ia berencana mengubah identitasnya menjadi perempuan dengan nama Chelsea E. Manning. (AP Photo/Patrick Semansky)
Iklan

TEMPO.CO, Washington D.C—Menjelang lengser, Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengurangi hukuman atas tentara transgender, Chelsea Manning, 29 tahun, yang membocorkan ratusan ribu dokumen rahasia kepada laman WikiLeaks.

Seperti dilansir Channel News Asia, Rabu 18 Januari 2017, WikiLeaks berkicau dalam akun Twitter mereka, “Kemenangan: Obama kurangi hukuman Chelsea Manning dari 35 tahun menjadi 7 tahun. Ia akan bebas pada 17 Mei mendatang.”

Obama mengampuni 64 narapidana dan mengurangi hukuman 209 lainnya, termasuk Manning, sebagai kebijakan terakhir menjelang lengser.

Baca: Rusia Diduga Meretas Pemilu AS, Obama Siapkan Tindakan

Manning yang divonis pada Agustus 2013 atas tuduhan mata-mata dan dakwaan lain, mengaku membocorkan 700 ribu dokumen militer dan dplomatik rahasia kepada WikiLeaks.

Bekas sersan ini dihukum oleh pengadilan militer atas nama Bradley Manning. Namun Manning yang kemudian mengubah namanya menjadi Chelsea, mencoba bunuh diri dua kali karena ditempatkan di penjara khusus laki-laki dan di sel isolasi.

WikiLeaks mengucapkan terima kasih kepada aktivis dan publik yang berusaha membebaskan Manning. “Keberanian dan kegigihan kalian membuat hal mustahil menjadi nyata,” demikian kicauan kelompok ini atas nama pendirinya, Julian Assange.

Keputusan Obama cukup mengejutkan karena WikiLeaks sempat membocorkan email terkait Demokrat yang diduga menguntungkan Hillary Clinton dibanding rivalnya, Senator Bernie Sanders.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Putin, Trump, dan Duterte, Manusia Paling Berkuasa di Dunia 2016

"Langkah ini akan menyelamatkan hidup Chelsea,” ujar Chase Strangio dari American Civil Liberties Union.

Namun keputusan Obama dikritik Senator Republik, Tom Cotton. “Kita tidak memperlakukan pengkhianat sebagai martir. Saya tidak mengerti mengapa presiden kasihan pada orang yang dapat mencelakakan nyawa tentara, diplomat, pejabat intelijen dan sekutu kita.”

Selain Manning, Obama juga mengurangi hukuman Oscar Lopez-Rivera, warga Puerto Rico yang telah dihukum tiga dekade atas tuduhan teror.

Obama juga mengampuni James Cartwright, bekas jenderal bintang empat yang berbohong kepada FBI soal wawancara dengan jurnalis terkait perundingan nuklir Iran.

CHANNEL NEWSASIA | THE NEW YORK TIMES | SITA PLANASARI AQUADINI

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran