TEMPO.CO, Bishkek -- Kesalahan manusia atau human error diduga menjadi penyebab utama jatuhnya pesawat kargo Turki di Desa Dacha-Suu, Kirgistan, Senin lalu.
Seperti dilansir CNN, Selasa 17 Januari 2017, dugaan ini dilontarkan Wakil Perdana Menteri Kirgistan Muhammetkaly Abulgaziev berdasarkan informasi awal.
Dugaan sebelumnya, pesawat milik maskapai penerbangan Turki, ACT, ini jatuh karena kabut tebal yang menghalangi jarak pandang pilot.
Namun, Abulgaziev mengatakan pesawat lain berhasil mendarat dengan selamat di bandara internasional Manas di ibu kota Bishkek.
Kantor berita Kirgistan, Kabar, melaporkan korban tewas dalam insiden ini pun bertambah. Jika sebelumnya korban meninggal disebut 32 orang, kini bertambah menjadi 37 orang.
Kecelakaan pesawat Boeing 747 ini juga menghancurkan 15 rumah warga desa yang tengah tertidur lelap.
Pesawat kargo ini bertolak dari Hong Kong menuju Istanbul di Turki. Di tengah perjalanan, pesawat ini hendak mampir ke bandara Manas di Bishkek untuk mengisi bahan bakar. Tapi nahas, pesawat justru jatuh dan menimpa pemukiman pada pukul 7.18 waktu setempat.
Sebanyak empat pilot dikabarkan tewas, tetapi satu jenazah pilot belum ditemukan. Korban tewas terbanyak adalah warga desa yang tertimpa pesawat, termasuk 6 anak-anak.
Kubatbek Boronov, Menteri Urusan Bencana Kirgistan mengatakan salah satu kotak hitam pesawat telah ditemukan, dan akan diperiksa oleh pakar dari Moskow, Rusia.
CNN | RT | SITA PLANASARI AQUADINI