TEMPO.CO, Washington- Presiden Amerika Serikat Barack Obama menasehati Donald Trump untuk tidak menjalankan pemerintahan seperti menjalankan bisnis keluarga.
Obama menasehati penerusnya itu mengingat Trump berlatar belakang pengusaha yang pada tanggal 20 Januari mendatang resmi menjabat sebagai presiden AS.
"Anda tidak bisa mengelolanya seperti anda mengelola bisnis keluarga," kata Obama menasehati Trump, seperti dikutip dari abc.net.au, 9 Januari 2017.
Obama juga mengingatkan Trump untuk mengerti dengan baik mengenai perbedaan antara berkampanye dengan memimpin negara.
"Betapa ia harus menghargainya sesaat dia berjalan menuju kantornya setelah dilantik, anda sekarang bertanggung jawab pada satu lembaga terbesar di Buni ini," kata Obama.
Trump, dinasehati Obama untuk berhati-hati dalam memberikan pernyataan. Sebab, negara-negara di dunia, pasar uang, dan manusia di dunia akan menanggapinya secara serius.
Seperti awal Desember lalu, Trump menciut tentang keluhannya mengenai besarnya biaya pembelian pesawat baru Boeing 747 Air Force One. Dampaknya, di hari yang sama saham Lockheed Martin dan Boeing Stock jatuh.
Saham Toyota juga jatuh setelah Trump mencuit dari akun Twitternya tentang pabrik mobil di Meksiko.
Obama juga mengingatkan sikap Trum yang meremehkan dampak dari peretasan email dan salah memberi informai yang diduga dilakukan Rusia. Sehingga Amerika diminta bersatu melawan serangan Rusia.
Trump sejauh ini menolak tudingan Rusia terlibat dalam peretasan aku email data data hasil pemilihan presiden AS pada November lalu demi memenangkan Trump sebagai presiden AS.
ABC NEWS.AU | MARIA RITA
Baca:
Yordania: Bencana, Jika Trump Pindahkan Kedubes ke Yerusalem
Badan Intelijen AS Beberkan Cara Putin Pengaruhi Pilpres AS