TEMPO.CO, Paris - Laporan pemerintah Prancis ihwal pemeriksaan latar belakang awak kabin dan penumpang pesawat Malaysian Airlines dengan nomor penerbangan MH370 yang hilang hampir tiga tahun silam menyimpulkan bahwa tidak ada hal mencurigakan.
Seperti dilansir Free Malaysia Today, Sabtu, 7 Januari 2017, Prancis membuka penyelidikan sendiri karena empat warganya termasuk dalam 227 penumpang dan 12 kru pesawat yang hilang.
Tim penyelidik dan tiga hakim yang bertugas bertemu dengan keluarga keempat korban pada Kamis lalu untuk memberikan laporan tersebut.
Sumber yang dekat dengan tim penyelidik mengatakan intelijen Prancis, DGSI, tidak menemukan hal-hal berbahaya dari semua awak kabin dan penumpang.
Ghyslain Wattrelos, yang kehilangan istri dan dua anaknya, membenarkan laporan ini. “Mereka mengaku tidak menemukan hal baru,” ucapnya.
Pertanyaan tentang penumpang dan awak kabin muncul setelah pemerintah Malaysia melaporkan bahwa ada dua penumpang asal Iran yang berada di dalam pesawat tersebut dengan paspor curian.
Namun Interpol menyatakan kedua penumpang kemungkinan imigran yang berusaha tinggal di Eropa.
Pengacara Wattrelos, Marie Dose, memuji penyelidikan Prancis, meski tidak ada perkembangan baru sejak September lalu.
Saat hilang, pesawat MH370 sedang dalam penerbangan rute Kuala Lumpur-Beijing pada 8 Maret 2014 dengan membawa 239 penumpang dan awak, yang sebagian besar dari mereka adalah warga negara Cina dan beberapa di antaranya warga negara Indonesia.
Pesawat Boeing 777 ini diyakini jatuh di Samudra Hindia. Tapi pencarian pesawat yang mencakup wilayah perairan mencapai sekitar 120 ribu kilometer persegi belum membuahkan hasil.
Menteri Perhubungan Malaysia Liow Tiong Lai pada Jumat lalu justru mengumumkan bahwa pencarian akan dihentikan dalam dua pekan mendatang.
Bulan lalu, Australia juga menolak rekomendasi memperpanjang pencarian dengan merujuk pada kurangnya "bukti kuat".
Sebanyak 33 buah reruntuhan yang diduga berasal dari pesawat MH370 telah ditemukan, termasuk bagian sayap dan ekor di tepi Mauritius, Pulau Reunion, milik Prancis di Samudra Hindia, Mozambik, Tanzania dan, Afrika Selatan.
FREE MALAYSIA TODAY | GLOBAL POST | SITA PLANASARI AQUADINI
Baca:
Bagian Sayap Pesawat di Mauritius Dipastikan Milik MH370
Malaysia Akui Pilot MH370 Punya Simulator Penerbangan