TEMPO.CO, Yangon - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan mengirimkan utusan khusus hak-hak asasi manusia (HAM) ke Myanmar untuk menyelidiki kekerasan yang dilaporkan terjadi di negara itu, termasuk terhadap etnis muslim Rohingya.
Pelapor khusus PBB, Yanghee Lee dijadwalkan akan mengunjungi Myanmar selama 12 hari mulai Senin, 9 Januari 2016. Lee akan mengunjungi Kachin, tempat ribuan pengungsi yang menghindari pertempuran antara etnis Rohingya dan militer Myanmar.
"Pemberitaan terkait kerusuhan di Myanmar dalam beberapa bulan terakhir telah meningkatkan kekhawatiran soal situasi hak asasi manusia di sana," kata Lee dalam sebuah pernyataan, Jumat, 6 Januari 2016.
"Terlepas dari apa yang terjadi di Rakhine, eskalasi dalam pertempuran di Kachin dan Shan juga menyebabkan beberapa keresahan," kata dia.
Perhatian Lee terhadap etnis minoritas Rohingya, membuatnya dibenci oleh banyak orang di Myanmar. Dirinya pernah menerima ancaman dan demonstrasi pada kunjungan sebelumnya.
Perseteruan antara tentara Myanmar dan etnis minoritas itu mendesak pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi, untuk memenuhi janjinya guna memastikan keamanan di negara itu, jika partai pimpinannya mengambilalih tampuk pemerintahan pada Maret lalu.
Suu Kyi menghadapi kritik internasional karena gagal membendung aksi kekerasan militer Myanmar terhadap etnis Rohingya yang mendiami utara negeri Rakhine.
STRAITS TIMES | YON DEMA