TEMPO.CO, Bangkok - Hujan deras dan banjir di Thailand selatan menewaskan sedikitnya enam orang. Selain itu, 120 ribu orang terkena dampak banjir. Musibah ini juga menyebabkan jadwal penerbangan tertunda dan mengganggu puncak masa liburan.
Kementerian Dalam Negeri dalam pernyataan yang dikutip Channel News Asia, Jumat, 6 Januari 2017, mengatakan sembilan provinsi di Thailand selatan mengalami hujan deras selama sepekan terakhir.
Baca juga: CIA Pastikan Rusia Terlibat Peretasan Data Pilpres Amerika Serikat
Bah menyebabkan jalanan berubah menjadi sungai sehingga mengganggu layanan transportasi, seperti kereta api dan penerbangan. Salah satu wilayah yang terdampak adalah Pulau Samui, lokasi tujuan wisata yang sangat popular.
Foto-foto yang beredar di sosial media memperlihatkan mobil-mobil hampir tenggelam dalam air berlumpur. Sedangkan sejumlah wisatawan asing berusaha menerjang derasnya air.
Tuula Fitzpatrick, pemilik salah satu penginapan di Samui, menyebutkan banjir kali ini adalah yang terburuk dalam satu dekade terakhir. “Sejumlah tamu penginapan kami tak bisa pulang karena jadwal penerbangan mereka dibatalkan,” ucapnya. “Saya sudah tinggal di Samui selama 12 tahun. Baru kali ini kondisinya sangat buruk. Bahkan pegawai saya tidak bisa datang bekerja.”
Pejabat kereta api Thailand menyatakan jadwal keberangkatan kereta terganggu karena genangan air terlalu tinggi. “Banjir menutupi sejumlah rel kereta. Di beberapa tempat bahkan rel hanyut terbawa air,” ujar Thanongsak Kongprasert, Wakil Direktur State Railway of Thailand.
Pemimpin junta militer Thailand, Prayut Chan-O-Cha, dijadwalkan mengunjungi Narathiwat hari ini untuk bertemu dengan para korban banjir. Wilayah tersebut berbatasan dengan Malaysia utara, yang ribuan penduduknya juga mengungsi akibat banjir.
CHANNEL NEWSASIA | SITA PLANASARI AQUADINI