TEMPO.CO, JEDDAH—Seorang pengunjung klub malam Reina yang berhasil selamat dari tragedi berdarah pada perayaan Tahun Baru di Turki, menyebut pelaku serangan terdiri atas tiga orang, termasuk seorang wanita.
Dalam wawancara yang dilansir laman Al Arabiya, Rabu 4 Januari 2017, Hassan Khashoggi mengisahkan kembali insiden yang terjadi di klub bergengsi dekat Selat Bosforus itu. Saat malam Tahun Baru, Hassan bersama istrinya masuk ke dalam Reina 40 menit sebelum serangan terjadi.
“Kami telah memesan meja di restoran Reina atas rekomendasi pihak hotel. Mereka menyebut Reina aman dan banyak tokoh menikmati sajian di sana,” kata Hassan kepada Al Arabiya.
Baca: Pria Ini Berselfie Sebelum Menembaki Klub Malam di Istanbul
Saat jam bergerak ke angka 12 malam, suasana meriah menurut Hasan sangat terasa di Reina. “Pengunjung merasakan suasana gembira dan eforia. Tiba-tiba terdengar bunyi hentakan drum. Saya pikir ada orang yang berkelahi di salah satu meja.”
Hassan pun beranjak dari mejanya untuk melihat kondisi. Belum jauh bergerak, Hassan mendengar suara letusan senjata api. Istri Hassan langsung berteriak, “Aku ingin anak-anakku, aku ingin pulang.” Saya membalas, “Kamu sekarang harus memikirkan akhirat.”
Dalam situasi menegangkan, Hassan menyebut bahwa ada tiga pelaku serangan di reina, termasuk seorang perempuan. Ia sempat mendengar seorang pengunjung berteriak, “Mengapa ia (perempuan) ingin membunuh kita?”
Hassan juga menilai para pelaku adalah orang-orang terlatih. Hal ini terlihat dari aksi mereka yang tidak menembak secara sembarangan. “Mereka mendatangi masing-masing meja dan menembak para pengunjung secara sistematis.”
Berdasarkan aksen, Hassan menduga para pelaku bukanlah keturunan Arab tetapi warga asing. Namun ia tidak dapat memastikan kewarganegaraan mereka.
“Tembakan berlangsung secara intensif. Kami hanya bisa berharap polisi atau seseorang dapat menyelamatkan kami. Yang terpikir saat itu hanyalah mengucapkan syahadat dan berdoa kepada Tuhan,” ujar Hassan.
Setelah merasa kondisi semakin tidak aman, Hassan dan istrinya memutuskan terjun ke laut. Seorang gadis asal Saudi juga hendak mengikuti jejak mereka, tetapi pelaku menembaknya hingga tewas.
Di laut, Hassan menemukan sejumlah pengunjung lain dalam kondisi terluka. Ia pun membujuk beberapa pemilik perahu agar membawa para korban ke rumah sakit. Seluruh korban luka dibawa kapal, tetapi Hassan dan istrinya tidak terangkut. “Kapal itu terlalu kecil. Akhirnya kami menemukan gudang dan bersembunyi.”
Saat bersembunyi, Hassan berhasil menghubungi saudara laki-lakinya di Jeddah. Ia meminta saudaranya untuk menghubungi kedutaan atau kepolisian Turki untuk menyelamatkan mereka. “Kami menunggu selama satu jam. Suara tembakan masih terus terdengar. Akhirnya saya mengirim pesan perpisahan kepada keluarga di Jeddah,” tutur Hassan mengenang.
Tak lama kemudian, ia mengirim pesan minta tolong kepada polisi laut yang melintas melalui lampu telepon genggam. Tapi situasi masih genting. “Para polisi berusaha mendekati kami, tetapi pelaku menembaki mereka sehingga polisi terpaksa lari.”
Di puncak ketegangannya, Hassan mendengar seseorang mendekati lokasi. “Kami menunggu saat pelaku menembak dari atas gudang. Saya sempat berteriak jangan tembak.” Ternyata orang-orang yang mendekati Hassan dan istrinya adalah polisi Turki.
Setelah penyelamatnya, Hassan dan istri lari dari lokasi persembunyian. Mereka melewati sejumlah korban yang terkapar di jalanan. Polisi kemudian membawa mereka ke tempat para korban selamat dan memberikan air untuk minum.
AL ARABIYA | SITA PLANASARI AQUADINI
Baca:
Turki Identifikasi Pelaku Serangan di Klub Malam Istanbul
Parlemen Turki perpanjang Masa Darurat 90 Hari