TEMPO.CO, Tel Aviv - Pengadilan militer Israel menghukum seorang tentara karena membunuh warga Palestina yang hendak menyerangnya. Ini menjadi keputusan langka karena pengadilan Israel jarang menghukum tentara yang menewaskan warga Palestina.
Seperti dilansir CNN, Kamis, 5 Januari 2017, majelis hakim memvonis Sersan Elor Azaria bersalah karena menembak Abdel Fattah al-Sharif, 21 tahun, tersangka yang akan menyerangnya dengan pisau, meski Sharif telah tergeletak di tanah dan tak menjadi ancaman lagi baginya.
Ketua Majelis Hakim Kolonel Maya Heller mengatakan Azaria adalah saksi yang buruk dan pembelaannya bermasalah. Berdasarkan video yang direkam dalam insiden di Kota Hebron, Tepi Barat, pada Maret lalu, itu Azaria terlihat menembak kepala Sharif yang sudah tak berdaya.
Keputusan ini disambut cemoohan politikus dan keluarga Azaria. Ibunda Azaria yang hadir dalam persidangan, memaki hakim, “Kalian seharusnya malu pada diri sendiri!” Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu dalam akun Facebook-nya menyerukan pengampunan untuk Azaria. Adapun Menteri Ultranasionalis Israel Naftali Bennett menyebut proses pengadilan telah bermasalah sejak awal.
Ratusan orang memberikan dukungan kepada Azaria dari luar gedung pengadilan yang dijaga ketat oleh Kementerian Pertahanan.
Namun keputusan ini juga disambut gembira oleh penggiat hak asasi manusia. Dalam pernyataan tertulis, kelompok Amnesty International memuji putusan yang jarang terjadi “di negara yang memiliki sejarah menggunakan kekerasan berlebihan”. Amnesty juga menyambut keputusan ini sebagai secercah harapan menyusul banyaknya kekerasan berlebihan yang menimbulkan kematian di Palestina.
Pusat advokasi hukum warga minoritas Arab di Israel, Adalah, menyebut keputusan ini merupakan pengecualian dan tercatat dalam sejarah karena selama ini tentara Israel menikmati impunitas meski telah menewaskan dan menyiksa warga Palestina.
Keputusan ini membelah Israel karena terjadi saat gelombang kekerasan yang dilakukan pemuda Palestina tengah meningkat. Sejak Oktober 2015, sejumlah pemuda dan pemudi Palestina melakukan serangan dengan pisau terhadap warga Israel sebagai bentuk protes atas penjajahan yang terjadi selama tujuh dekade.
Namun video yang memperlihatkan aksi Azaria membuat banyak pihak mempertanyakan kode etik militer Israel, di mana pelaku yang sudah tak berdaya tidak boleh dibunuh.
CNN | AP | SITA PLANASARI AQUADINI
Baca juga:
Ini Materi Pelatihan Militer Australia yang Hina Indonesia
Panglima Australia Janji Selidiki Materi yang Hina Pancasila