Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Presiden Putin Tak Akan Balas Pengusiran Diplomatnya oleh AS

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Penampilan Vladimir Putin, presiden Rusia, saat melakukan pertemuan dengan perdanan menterinya, Dmitry Medvedev di Lipno Island, Novgorod, Rusia, 10 September 2016. Sputnik/Kremlin/Alexei Druzhinin/via REUTERS
Penampilan Vladimir Putin, presiden Rusia, saat melakukan pertemuan dengan perdanan menterinya, Dmitry Medvedev di Lipno Island, Novgorod, Rusia, 10 September 2016. Sputnik/Kremlin/Alexei Druzhinin/via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Moskow -  Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan negaranya tidak akan mengusir diplomat Amerika Serikat untuk membalas pengusiran 35 diplomatnya dari Washington. Mereka dituding melakukan peretasan atas pemilihan Presiden November 2016.

"Kami tidak akan menciptakan masalah bagi diplomat Amerika," kata Putin dalam pernyataan yang dirilis kantornya, Jumat, 30 Desember 2016. Dia menyatakan Rusia akan memperbaiki hubungan berdasarkan kebijakan yang bakal diambil Presiden Donald Trump.

Keputusan itu mengejutkan setelah sebelumnya Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan akan mempertimbangkan untuk  mengusir 35 diplomat Amerika Serikat, sebagai balasan atas sanksi AS terhadap Rusia.

Sergey Lavrov menyerukan pengusiran para diplomat dan penutupan dua fasilitas di Moskow setelah Washington pada hari Kamis memberi sanksi bagi pejabat intelijen Rusia, mengusir 35 diplomat Rusia yang dicurigai sebagai mata-mata dan menutup dua fasilitas diplomatik Rusia di Amerika Serikat.

Sanksi presiden Barack Obama terhadap pejabat diplomatik Rusia di atas dikatakan sebagai tanggapan atas dugaan peretasan pemilu."Kami menangani dengan cara yang seharusnya diambil," kata Obama saat mengumumkan pengusiran 35 diplomat Rusia pada Kamis, 29 Desember 2016.

Seperti yang dilansir USA Today pada 30 Desember 2016, Lavrov menyerukan pengusiran 31 staf  Kedutaan Besar AS di Moskow dan empat di konsulat AS di Saint Petersburg.

Dia mengatakan bahwa klaim oleh pemerintahan Presiden Obama bahwa Rusia berada di balik serangan cyber yang menargetkan pemilu AS adalah tuduhan "tidak berdasar."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Pemerintah AS di bawah Obama menuduh Rusia untuk semua dosa berat, mencoba untuk menyalahkan kami atas kegagalan kebijakan luar negerinya, antara lain, telah mengajukan tuduhan tambahan tanpa alasan apapun bahwa negara Rusia berada di balik upaya untuk ikut campur dalam kampanye pemilu AS, yang menyebabkan kekalahan calon demokratis, "katanya dalam sebuah pidato. "Kami, tentu saja, tidak bisa menerima penghinaan semacam ini."

Lebih lanjut, ia menyarankan pemerintah Rusia melarang penggunaan sebuah pondok liburan, atau dacha, di pinggiran Moskow yang sering digunakan untuk resepsi liburan dan gudang di ibukota Rusia yang digunakan oleh staf diplomatik.

Sementara itu, juru bicara Presiden Putin, Dmitry Peskov, berjanji akan merespon dengan hal yang akan menyebabkan ketidaknyamanan yang serius ke sisi Amerika.

Namun para pejabat Rusia lainnya telah menyarankan agar respon Rusia tidak bertujuan untuk memusuhi presiden AS terpilih, Donald Trump."Tanggapan harus mempertimbangkan dampak bagi presiden terpilih AS," kata Konstantin Kosachyov, Ketua komite urusan luar negeri dari majelis tinggi Rusia dari parlemen.

Pengusiran diplomat Rusia oleh AS bukan yang pertama terjadi, sebelumnya pada 2001 Amerika Serikat mengusir 51 diplomat Rusia yang diduga sebagai mata-mata.

USA TODAY|THE WASHINGTON POST|YON DEMA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri

13 November 2017

Sejumlah warga pro-Rusia merayakan kemenangan di Lenin Square, Simferopol, Ukraina (16/3). Kembang api meledak dan bendera Rusia berkibar di atas kerumunan gembira Minggu setelah warga di Crimea secara aklamasi untuk lepas dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia. AP/Ivan Sekretarev
Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri

Bendera Rusia hilang dari konsulatnya di San Francisco, Amerika Serikat. Moskow menyebut benderanya dicuri.


Rusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara

17 Oktober 2017

Dua kapal serbu amfibi pesanan Rusia, Sevastopol (kiri) dan Vladivostok bersandar di pelabuhan Saint-Nazaire, Prancis, 20 Desember 2014. Prancis belum mengirim kapal kelas Mistral tersebut karena tekanan dari Amerika Serikat dan negara-negara NATO. JEAN-SEBASTIEN EVRARD/AFP/Getty Images
Rusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara

Rusia telah membuka kembali jalur lautnya ke Korea Utara setelah sekitar 2 bulan lamanya ditutup.


ROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir

29 September 2017

Rosatom. rosatom.ru
ROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir

ROSATOM, BUMN Nuklir asal Rusia,??menjajaki peluang kerja sama di bidang energi nuklir di negara-negara kawasan Asia Tenggara..


Berkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap

27 September 2017

Dmitry Bakshaev dan istrinya Natalia Baksheeva mengaku telah membantai dan memakan setidaknya 30 orang yang telah dibunuhnya. thesun.co.uk
Berkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap

Pasangan kanibal ditangkap polisi setelah ponselnya ditemukan dan mengaku telah membunuh sedikitnya 30 orang.


Rusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik

6 September 2017

Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu dengan preisden Rusia, Vladimir Putin, pada KTT G20 di Hamburg, Jerman, 7 Juli 2017. AP/Evan Vucci
Rusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk menuntut pemerintah Amerika Serikat atas perampasan properti diplomatik


Presiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika

1 September 2017

Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu dengan preisden Rusia, Vladimir Putin, pada KTT G20 di Hamburg, Jerman, 7 Juli 2017. AP/Evan Vucci
Presiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika

Amerika Serikat telah meminta Rusia untuk menutup 3 kantor konsulatnya di San Francisco, Washington, dan New York.


Duta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang

24 Agustus 2017

Mirgayas Shirinsky. arabnews.com
Duta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang

Duta Besar Rusia untuk Sudan, Mirgayas Shirinsky, ditemukan tewas di kolam renang kediamannya di ibu kota Khartoum


Liburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin  

6 Agustus 2017

Presiden Rusia Vladimir Putin bersantai setelah memancing, saat berlibur di wilayah Siberian Tyva. Foto ini dirilis oleh biro pers Kremlin, pada 5 Agustus 2017. Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP
Liburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin  

Putin menikmati liburan musim panasnya dengan berburu di padang gurun Siberia, berenang di air danau yang sangat dingin, dan memancing.


Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun  

31 Juli 2017

Presiden Suriah, Bashar al-Assad berkeliling saat berkunjung ke pangkalan udara Rusia di Hmeymim, Suriah, 27 Juni 2017. SANA/Handout via REUTERS
Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun  

Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang baru mengenai Angkatan Udara Rusia untuk tetap di Suriah selama 49 tahun.


Kucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak

27 Juli 2017

Seekor kucing bernama Muska dan bayi landak. instagram.com
Kucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak

Seekor kucing di Rusia bernama Muska menjadi pahlawan setelah menyusui dan merawat 8 bayi landak yang tidak memiliki induk.