TEMPO.CO, Jakarta - Satu dari dua rekaman data penerbangan (kotak hitam) pesawat militer Rusia yang hancur di Laut Hitam, Ahad, 25 Desember 2016, telah ditemukan. Data tersebut dibawa ke pusat penelitian di Lyubertsy, Moskow, Rusia.
Ahli penerbangan, Pyotr Belonozhko, mengatakan proses ekstraksi data dari rekaman memakan waktu hingga dua minggu, bahkan lebih. “Bergantung pada kondisi kotak hitam tersebut," katanya, seperti dilansir CNN, Selasa, 27 Desember 2016.
Kementerian Pertahanan menyatakan rekaman tersebut ditemukan Seaeye Falcon, kapal selam mini, di kedalaman 17 meter, sekitar 1.600 meter dari pantai. Rekaman disebutkan dalam kondisi baik.
Kotak hitam lain, yang berisi rekaman suara di kokpit, hingga saat ini belum ditemukan. Lokasi rekaman tersebut dikabarkan telah diketahui dan akan ditemukan dalam waktu dekat.
Pemerintah Rusia berharap bisa mengungkap alasan hancurnya pesawat tersebut. Menteri Perhubungan Rusia Maxim Sokolov mengatakan peristiwa itu bisa disebabkan oleh kesalahan teknis atau pilot.
Pesawat militer Tupolev Tu-154 lepas landas dari Moskow menuju pangkalan udara Hmeymim di Latakia, Suriah. Pesawat membawa 64 musikus dari tim paduan suara militer Rusia, Alexandor Ensemble, serta sembilan reporter, dua PNS, delapan kru, dan Ketua Yayasan Spravedlivaya Pomoshch Elizaveta Glinka.
Pesawat berhenti di Sochi untuk mengisi bahan bakar. Namun, beberapa menit setelah lepas landas, jet tersebut hancur di udara.
Sekitar 3.500 orang terjun mencari serpihan pesawat itu, termasuk 39 kapal, 135 penyelam, delapan alat selam mini, dan beberapa pesawat. Tiga belas jasad dan 150 serpihan pesawat telah ditemukan.
CNN | VINDRY FLORENTIN