TEMPO.CO, Washington - Rex Tillerson, CEO ExxonMobil yang dicalonkan oleh presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump untuk menjabat menteri luar negeri adalah direktur sebuah perusahaan offshore di Bahama yang terlibat dalam penggemplangan pajak.
Hal tersebut terungkap melalui dokumen rahasia yang dibocorkan oleh seorang sumber kepada media Jerman.
Menurut dokumen yang diungkapkan surat kabar Jerman Süddeutsche Zeitung dan Konsorsium Internasional of Investigative Journalists (ICIJ) beberapa waktu lalu, Tillerson diangkat pada tahun 1998 sebagai direktur Exxon Neftegas, anak perusahaan ExxonMobil yang terdaftar di Bahama. Perusahaan ini terlibat dalam proyek pengeboran minyak dan gas di Rusia.
Baca:
Jika Donald Trump Menang, Ini Program Kerja 100 Harinya
Wow, Kabinet Trump Diisi Orang-orang Terkaya di AS
Presiden Trump Tunjuk Jenderal Pengkritik Obama Jadi Menhan
Exxon Neftegasl masuk dalam dokumen rahasia yang bocor terkait perusahaan-perusahaan penghindar pajak di Bahama atau yang dikenal dengan Bahamas Leak. Bahama merupakan surga bagi para penggempalng pajak di seluruh dunia.
Dokumen itu menunjukkan bahwa Exxon memiliki sedikitnya 67 perusahaan di negara surga pajak rahasia yang beroperasi di Rusia ke Venezuela hingga ke Azerbaijan.
Dokumen tersebut menyoroti transaksi bisnis antara Tillerson dengan Rusia yang telah menarik perhatian baru, sesaat setelah ia mempersiapkan untuk menghadapi sidang konfirmasi sebelum disahkan menjadi Menlu AS.
Dalam laporannya, ICIJ mengungkapkan bahwa Exxon Neftegas didirikan di Bahama, ribuan mil jauhnya dari proyek eksplorasi mereka yang paling penting di Rusia Arctic dan dihubungkan dengan penghidaran pajak.
Di bawah kepemimpinan Tillerson, Exxon Neftegas berhasil mendapatkan kontrak pengeboran minyak dan gas besar di dekat pulau Sakhalin di Rusia Timur Jauh. Setelah Tillerson dipromosikan menjadi CEO ExxonMobil, raksasa perusahaan minyak itu meluncurkan kemitraan untuk mencari cadangan baru di Kutub Utara dengan Rosneft, perusahaan milik negara Rusia.
Tillerson, 64 tahun, diketahui memiliki kedekatan dengan Rusia, bahkan presiden negara itu, Vladimir Putin. Tillerson memainkan peran kunci dalam keterlibatan Exxon di proyek minyak dan gas alam Sakhalin di pantai timur Rusia. Pada 2011, Tillerson terbang ke kota resor Rusia, Sochi, untuk bertemu Putin mengumumkan kerjasama tersebut.
Sejak kerjasama itulah Exxon terus memperluas bisnisnya di Rusia. Bahkan, pada 2013 Vladimir Putin memberikan Tillerson gelar bergengsi Order of Friendship, suatu kehormatan yang diberikan kepada orang asing yang mempunyai hubungan baik dengan Negara Beruang Merah.
ICIJ|GUARDIAN|YON DEMA