TEMPO.CO, Angkara - Wali Kota Ankara Melih Gokcek mengungkapkan penembak Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrei Karlov, adalah seorang polisi di ibukota Turki yang sedang tidak bertugas. Kantor berita BBC melaporkan pelaku berusia 22 tahun itu menembakkan delapan peluru dalam kejadian di acara pameran foto bertajuk "Russia as seen by Turks" di Ankara.
Seperti dikutip dari kantor berita Aljazeera, Selasa, 20 Desember 2016, pelaku mempersilahkan tamu meninggalkan lokasi pameran setelah ia menembak Karlov. Pelaku yang mengenakan setelan jas hitam lengkap dengan dasi tersebut sempat menyinggung situasi di Aleppo. "Jangan lupakan Aleppo! Jangan lupakan Suriah!" kata pria itu. "Semua orang yang ambil bagian dalam penindasan ini harus membayarnya."
Sore tadi waktu setempat, Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrei Karlov, ditembak dari belakang oleh seorang pria saat ia baru beberapa menit naik ke atas panggung untuk membuka pameran foto. Pelaku pun mempersilahkan para tamu meninggalkan tempat pameran setelah dia menembak Karlov.
Setidaknya terdapat tiga orang yang terluka akibat kejadian tersebut. Seorang saksi mata mengungkapkan pelaku beraksi sendirian. Kantor berita Turki, Anadolu Agency, melaporkan bahwa pelaku tewas saat terlibat baku tembak dengan petugas kepolisian.
Kantor berita BBC melaporkan pria tersebut menembak Karlov untuk menyatakan protes atas keterlibatan Rusia dalam konflik Suriah. Serangan itu terjadi selang sehari setelah adanya protes di Turki terkait intervensi militer yang dilakukan Rusia di Suriah.
Baca Juga:
Serangan tersebut juga terjadi sehari sebelum berlangsungnya pertemuan antara Rusia, Turki, dan Iran di Rusia. Menteri Luar Negeri serta Menteri Pertahanan dari ketiga negara berencana mendiskusikan masalah Suriah.
ALJAZEERA | BBC | ANGELINA ANJAR SAWITRI