TEMPO.CO, Teheran - Setelah berhasil membantu membebaskan Aleppo, Suriah, dari cengkeraman para pemberontak anti-Presiden Bashar al-Ashad, Iran mengeluarkan pernyataan terbaru bahwa negara itu akan melanjutkan upaya pembebasan Bahrain, Yaman, dan Mosul di Irak, yang saat ini dilanda perang.
Wakil Komandan Pengawal Revolusi Iran Jenderal Hossein Salami dalam pernyataan resminya kepada media pemerintah, IRNA, menjelaskan, kemenangan di Aleppo, Suriah, menjadi pembuka jalan untuk membebaskan Bahrain, Yaman, dan Mosul di Irak.
Baca:
Perang di Yaman, Unicef: Setiap 10 Menit Satu Anak Tewas
52 Tentara Yaman Tewas Dibom Saat Antre Ambil Gaji
"Rakyat Bahrain akan menggapai harapan mereka, rakyat Yaman akan senang, dan penduduk Mosul akan mengecap kemenangan. Ini semua merupakan janji Ilahi," kata Salami, seperti dikutip dari Al Arabiya, 16 Desember 2016.
Yaman, melalui berita dari sejumlah media internasional, menggambarkan perang yang dilakukan koalisi Arab Saudi melawan pemberontak Houthi telah membawa kesengsaraan parah bagi penduduk Yaman. Bahkan badan PBB untuk urusan anak-anak, Unicef, pekan lalu melaporkan, setiap sepuluh menit, seorang anak di Yaman tewas karena kelaparan parah, kekurangan gizi akut, dan berbagai penyakit.
Adapun juru bicara Pengawal Revolusi Iran, Brigadir Jenderal Ramadan Sharif, mengungkapkan mengenai tujuan Teheran mengembangkan sayapnya di dunia Arab melalui intervensi militer dan perang berdarah. Sharif juga menegaskan, pasukan Iran dan milisi sektarian Irak, Afganistan, Pakistan, dan Hezbullah dengan dukungan Rusia memainkan peran yang sangat penting dalam pertempuran di Aleppo.
Aleppo merupakan salah satu benteng terkuat para pemberontak oposisi Assad, yang dikalahkan pasukan Suriah dengan dukungan pasukan Iran dan Rusia. Pekan lalu, pasukan pemerintah Suriah akhirnya menguasai kembali Aleppo setelah sekitar empat tahun dikuasai pemberontak anti-Assad.
Mosul, Irak, sampai hari ini dikuasai kelompok teroris ISIS. Mengutip dari Washington Post, penduduk Mosul mengalami krisis makanan dan air bersih yang parah. Tragedi kemanusiaan di Mosul akan semakin parah karena penduduk saat ini menghadapi musim dingin. Warga yang kelaparan telah mengungsi ke tempat yang dianggap lebih mudah untuk mengakses makanan, air, dan layanan kesehatan.
AL ARABIYA | WASHINGTON POST | MARIA RITA