TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan laporan utama dalam dunia olahraga dilaporkan sejak 2011 hingga 2015 lebih dari seribu atlet Rusia terlibat skandal doping yang disponsori oleh negara mereka. Profesor bidang hukum dan pengacara bidang olahraga asal Kanada, Richard McLaren, mengatakan dalam sebuah acara konferensi pers, skandal tersebut terjadi karena konspirasi konstitusional.
"Yang berevolusi dan berjalan pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Richard Mclaren saat memberikan pemaparan di hotel di London, Jumat pagi, 9 Desember 2016 waktu setempat, seperti dilansir dari Time. Proses doping yang disponsori negara telah berkembang dan disempurnakan di London pada 2012, Universiade 2013, Kejuaraan Dunia Moscow IAAF 2013 dan Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014.
Laporan 18 Juli 2016 yang diterbitkan oleh tim independen, yang ditugaskan oleh Badan Anti-Doping Dunia atau WADA, mengklaim bahwa atlet Rusia secara Rutin menggunakan obat-obatan untuk meningkatkan kinerja pada Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi, dan para pejabat tinggi di bidang olahraga melakukan pengawasan untuk menyembunyikan doping tersebut.
Laporan itu juga menyebutkan Laboratorium Moskow melindungi atlet Rusia selama pertandingan musim dingin, namun akhirnya hal itu terungkap dan membuat Rusia dilarang mengikuti Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil. Mc Laren menambahkan, sampel urin para atlet yang tercemar doping itu lantas ditukar dengan urin bersih di laboratorium dan Kementerian Olahraga di Rusia sebagai upaya manipulasi yang diarahkan oleh negara.
"Sebuah konspirasi kelembagaan dilakukan oleh atlet Rusia di sepanjang musim panas dan musim dingin, bersama para pejabat Rusia dalam Kementerian Olahraga dan ini merupakan konspirasi infrastruktur, dengan tujuan untuk memanipulasi kontrol terhadap doping," kata Mc Laren. " "Para atlet musim panas dan musim dingin olahraga tidak bertindak sendiri-sendiri tetapi dalam infrastruktur terorganisir."
Menanggapi laporan tersebut Presiden Vladimir Putin menyatakan bahwa tidak ada skandal doping dalam bidang olahraga. Namun nama-nama pejabat yang diduga ikut terlibat dalam skandal laporan tersebut juga dinonaktifkan. Selain itu, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev juga telah menonaktifkan Wakil Menteri Olahraga Nagornykh, seperti dilaporkan Reuters.
TIME.COM | DESTRIANITA KUSUMASTUTI