TEMPO.CO, Pyongyang - Rombongan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Pyongyang dipimpin Duta Besar RI, Bambang Hiendrasto mengadakan kunjungan sosial ke “Pyongyang Baby Home and Orphanage” pada Rabu, 7 Desember.
Acara tersebut digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) dan Hari Ulang Tahun Dharma Wanita Persatuan (DWP).
Dubes RI dan rombongan disambut oleh tujuh anak yatim piatu berumur lima-enam tahun mengenakan pakaian tradisional Korea yang menunjukkan bakat mereka dalam bidang seni suara.
“Mereka menyanyikan dua lagu Korea diiringi band yang dimainkan oleh tiga guru perempuan,” kata Sukamto, Pejabat Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Pyongyang, dalam rilis yang dia kirim kepada Tempo, 9 Desember 2016.
Setelah itu, empat bocah laki-laki dan satu perempuan yang juga berumur sekitar 5-6 tahun memainkan gendang tradisional Korea dengan rancak.
Pertunjukkan berikutnya tak kalah menarik. Bocah berumur enam tahun menunjukkan kepiawaiannya bermain “juggling” dengan bola diiringi permainan piano oleh anak perempuan berumur 6 tahun yang tampil penuh percaya diri dan baik sekali.
Menurut informasi yang diterima KBRI Pyongyang, tahun ini keduanya berhasil menjadi “juggler” dan pianis cilik terbaik se-Korea Utara.
Dubes RI beserta istri dan rombongan juga melihat fasilitas yang ada di gedung panti asuhan. Mulai dari ruang kelas, kamar tidur, ruang makan, dapur, tempat penyimpanan persediaan berbagai keperluan panti hingga ruang dokter umum dan poliklinik gigi khusus untuk anak-anak.
Gedung panti asuhan yang terdiri atas dua bangunan tersebut mulai dibangun pada April 2014 dan resmi digunakan pada Oktober 2014. Gedung bertingkat tiga tersebut dapat menampung 300 anak.
Saat ini anak asuh di gedung pertama berjumlah sekitar 100 anak, mulai bayi hingga umur empat tahun. Adapun gedung sebelahnya dihuni oleh sekitar 110 anak yatim piatu berumur 5-6 tahun. Mereka dibagi dalam kelas-kelas dan setiap kelas maksimum 15 anak dengan umur sebaya.
Selain anak yatim, di panti asuhan ini juga ada enam triplet (anak kembar tiga) berumur 3 dan 4 tahun yang masih mempunyai ayah dan ibu. Di Korea Utara orang tua yang memiliki anak kembar tiga boleh menitipkan anak-anak mereka di panti asuhan dan dijenguk seminggu sekali.
Pada kesempatan tersebut, Dubes RI menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Korea Utara dan pimpinan panti asuhan atas kesempatan berkunjung ke panti asuhan dan berharap agar anak-anak di sini senantiasa riang gembira dan memiliki masa depan yang cerah.
Dubes RI juga menyerahkan bingkisan kepada pimpinan panti asuhan berupa beberapa produk Indonesia yang dijual di Pyongyang, antara lain susu bubuk bayi/balita, sabun/bedak bayi, kue kering dan permen.
NATALIA SANTI