TEMPO.CO, Islamabad - Sebuah maskapai penerbangan Pakistan jatuh di tengah hutan pegununan utara negara, Rabu, 7 Desember 2016, menewaskan seluruh penumpang dan awak kabin berjumlah 48 orang.
Menurut pihak berwenang kepada awak media, pesawat dengan nomor penerbangan PK 661 milik Pakistan International Airlines itu menghujam bumi saat melakukan penerbangan domestik dari Kota Chitral menuju ibu kota Islamabad, Rabu.
"Tidak ada yang selamat, tak satupun penumpang hidup," ujar ujar Muhammad Azam Saigol saat melakukan jumpa pers, lima jam setelah pesawat jatuh dekat Kota Havelian, Provinsi Khyber-Pakhtunkhwa.
Saigol menerangkan, pesawat dengan nomor penerbanan ATR-42 itu mendapatkan perawatan rutin dan pada Oktober 2016 ini dinyatakan lolos uji sertifikat layak terbang. Angkutan udara ini, jelas Saigol, juga diperiksa setelah melakukan penerbangan selama 500 jam.
"Saya rasa tidak ada kesalahan teknis atau human error. Meskipun demikian, kami tetap akan melakukan investigasi," ucapnya di depan wartawan, Rabu.
Sementara itu, militer Pakistan yang turut membantu mencari korban menemukan 40 mayat. Dalam operasi keselamatan tersebut, Pakistan melibatkan 500 tentara, dokter, dan paramedis.
Al Jazeera dalam laporannya pada Kamis, 8 Desember 2016, menyebutkan, pesawat itu meninggalkan Chitral pada sekitar pukul 15.30 waktu setempat atau 10.30 GMT, diperkirakan tiba di Islamabad sekitar pukul 16.40 waktu setempat.
Kamal Hyder, dari Al Jazeera, mengatakan, seluruh kondisi mayat korban pesawat dalam kondisi hangus terbakar. Mereka dibawa ke rumah sakit di Abbottabad.
"Lima jenazah berhasil diidentifikasi, tetapi sisanya sulit dikenali," ujar Hyder.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN