TEMPO.CO, Seoul - Parlemen atau Majelis Nasional Korea Selatan pada Kamis, 8 Desember 2016, secara resmi menetapkan tanggal pemungutan suara untuk memakzulkan Presiden Park Geun-hye yang tengah diliputi skandal.
Seperti dilansir Korean Herald pada Kamis, 8 Desember 2016, parlemen bersepakat melakukan pemungutan suara pada Jumat, 9 Desember 2016, tepat pukul 14.00 waktu setempat.
Partai oposisi pada pekan lalu telah mengusulkan gerakan pemakzulan tersebut kepada parlemen. Partai itu mengatakan Park Geun-hye melanggar konstitusi dan undang-undang dengan membiarkan sahabatnya, Choi Soon-sil, mempengaruhi kebijakannya dengan mencampuri urusan negara untuk kepentingan pribadi.
Jaksa bahkan menyebut Park Geun-hye, yang juga menikmati manfaat yang melanggar hukum tersebut, telah menjadi kaki tangan Choi Soon-sil.
Partai-partai oposisi mengaku yakin akan mendapatkan dua pertiga mayoritas yang diperlukan untuk meluluskan pemakzulan atau impeachment guna menggulingkan Park Geun-hye.
Untuk meluluskannya setidaknya membutuhkan persetujuan 200 anggota parlemen dari 300 kursi Majelis Nasional. Dengan demikian, oposisi hanya membutuhkan 28 anggota parlemen yang dapat dilobi dari Partai Saenuri yang berkuasa.
Sementara itu, anggota parlemen dari Partai Demokrat mengatakan akan mengundurkan diri secara massal jika impeachment tersebut gagal.
Pengesahan gerakan ini akan diserahkan kepada Mahkamah Konstitusi (MK)—sebuah proses yang bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Dan jika impeachment tersebut disetujui MK, Park Geun-hye tidak akan lagi menerima layanan yang seharusnya didapat mantan presiden, termasuk uang pensiun, sekretaris, supir, dan biaya medis. Namun ia tetap dapat menerima perlindungan keamanan.
Park Geun-hye, 64 tahun, berada di bawah tekanan kuat untuk mengundurkan diri segera. Masyarakat turun ke jalan setiap Sabtu menyerukan penggulingan dirinya.
Dia dituduh berkolusi dengan temannya untuk menekan pemilik perusahaan besar menyumbangkan uang kepada dua yayasan nonprofit. Park Geun-hye membantah melakukan kesalahan itu tapi meminta maaf atas kecerobohan dalam berhubungan dengan Choi Soon-sil.
CHANNEL NEWS ASIA | KOREA HERALD | YON DEMA