TEMPO.CO, Damaskus - Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan kemenangan pasukannya di Aleppo menjadi 'langkah besar' ke arah mengakhiri perang saudara selama lima tahun di negara itu. Hal itu merujuk pada kekalahan kelompok pemberontak di beberapa kota Suriah, termasuk kota tua Aleppo.
Dalam wawancara dengan koran Al-Watan yang dipublikasikan pada Kamis, 8 Desember 2016, Assad mengatakan mengalahkan oposisi di Aleppo tidak akan mengakhiri konflik itu.
"Memang benar kami akan memperoleh kembali Aleppo, tetapi kita harus realistis, itu tidak berarti berakhirnya perang di Suriah. Namun akan menjadi langkah besar ke arah mengakhirinya," kata Assad.
Dalam serangan selama tiga minggu, tentara pemerintah berhasil merebut kembali hampir 80 persen wilayah timur Aleppo, kota yang dikuasai kubu separatis sejak 2012.
Kekalahan tersebut lantas membuat pemberontak pada Rabu lalu mendesak gencatan senjata kemanusiaan selama lima hari.
Namun ketika ditanya tentang kemungkinan gencatan senjata di Aleppo, Assad mengatakan, "Ini tidak ada. Pihak Amerika Serikat terutama bersikeras menuntut gencatan senjata karena agen mereka dalam situasi sulit."
Assad mengatakan, kekalahan oposisi di Aleppo menjadi perubahan perjalanan perang di seluruh Suriah dimana tidak akan ada lagi pemberontak dan pendukung, karena semua akan menjadi satu.
Dalam wawancara itu juga, Assad berjanji memerangi oposisi di luar Aleppo, karena perang di Suriah tidak akan berakhir setelah kekerasan dihapus seluruhnya.
Sementara itu, menurut Pengamat Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR), 19 warga sipil tewas dalam pemboman dilakukan rezim penguasa di timur Aleppo pada Rabu kemarin. Sedangkan direktur organisasi Save the Children, Sonia Khush, mengatakan puluhan ribu anak-anak di Aleppo menjadi sasaran serangan.
BBC | YON DEMA