TEMPO.CO, Seoul - Partai oposisi Korea Selatan akan mengadakan pemungutan suara di parlemen pada 9 Desember mendatang untuk menentukan pemakzulan terhadap Presiden Park Geun-hye yang terlilit skandal korupsi.
Presiden Park telah mengajukan pengunduran diri dan meminta parlemen untuk memutuskan bagaimana dan kapan ia harus mundur atas skandal yang menyelimutinya.
"Tiga partai oposisi akan mengajukan pemakzulan melalui kerja sama yang erat dan tanpa bimbang. Gerakan ini diusulkan hari ini dan akan dilaporkan ke sidang pleno pada 8 Desember dan dilanjutkan dengan pemungutan suara pada 9 Desember," kata juru bicara oposisi utama Partai Demokrat, Ki Dong-min.
Baca:
Presiden Trump Tunjuk Jenderal Pengkritik Obama Jadi Menhan
Terbongkar, Skenario ISIS Jual Es Krim Beracun kepada Bocah
Dengan jumlah kursi tiga partai oposisi di parlemen sebanyak 165 kursi dari total 300 kursi, maka pemakzulan dimungkinkan. Namun partai oposisi ini membutuhkan beberapa anggota dari partai berkuasa, Saenuri, untuk pemakzulan Park.
Tidak jelas apakah terdapat anggota Saenuri, dari 28 orang di parlemen, yang dapat membantu pemakzulan Park. Namun terdapat tujuh anggota parlemen non-afiliasi partai yang diyakini akan memberikan dukungan mereka.
Beberapa anggota oposisi mengatakan, jika pemakzulan itu gagal, segala tuduhan terhadap Park kemungkinan akan gugur dan dia akan terus berkarier di dunia politik.
Beberapa anggota Saenuri sebelumnya mengatakan mereka akan bergabung dengan partai-partai oposisi untuk mendakwa Park, tapi mengubah posisi mereka setelah Park menawarkan untuk mengundurkan diri.
Jika Park berhasil dipaksa keluar dari kantornya atau mengundurkan diri, dia akan menjadi Presiden Korea Selatan pertama yang terpilih secara demokratis yang tidak menyelesaikan masa jabatan.
Park dituduh berkolusi dengan teman dekatnya, Choi Soon-sil, yang dituduh menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi. Park membantah melakukan kesalahan tapi telah meminta maaf kepada publik.
Park berada di bawah tekanan, menyusul aksi ratusan ribu warga Korea Selatan yang turun ke jalan menuntut pengunduran dirinya dalam beberapa pekan terakhir.
REUTERS | CHANNEL NEWS ASIA | YON DEMA