TEMPO.CO, Kabul -Bom bunuh diri meluluhlantakkan masjid Baqer-ul-uloom di kawasan Darul Aman, Kabul, Afganistan pada hari Senin, 21 November 2016. Sedikitnya 27 orang tewas dan lusinan orang terluka.
Saat ledakan terjadi, para umat muslim Syiah sedang menjalankan ibadah memperingati perayaan Arbaeen, 40 hari setelah perayaan Ashura atau memperingati kematian Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad.
Kepala Depertemen Investigasi Kriminal Kepolisian Kabul mengatakan pelaku bom bunuh diri berada di antara kerumunan umat di lantai satu. Masjid tersebut terdiri dari dua lantai. Ledakan terjadi di lantai satu. Jumlah yang tewas diperkirakan akan bertambah.
Baca:
Operasi Militer: 70 Warga Rohingya Tewas, 1.250 Rumah Dihancurkan
Data berbeda dikeluarkan PBB yang menyebut sedikitnya 32 orang tewas dan lebih dari 50 orang terluka termasuk anak-anak. PBB menyatakan bom bunuh diri ini sebagai perbuatan keji.
"Saya mendengar ledakan dan debu menutupi seluruh masjid. Saat debu jatuh ke lantai, saya menyaksikan masjid dipenuhi potongan tubuh dan darah. Saya terluka di pinggang dan terpaksa merangkak keluar masjid," kata Nadir Ali, yang beribadah di masjid itu seperti dikutip dari Al Jazeera.
Presiden Afganistan Ashraf Ghani mengutuk serangan yang diklaimnya sebagai perilaku barbar.
Tak lama setelah ledakan, kelompok teroris ISIS mengklaim bertanggung jawab atas aksi bom bunuh diri di masjid Syiah itu. ISIS mengeluarkan pernyataanya itu melalui situs jejaring Amaq setelah Taliban menyatakan tidak terlibat.
Pada Juli lalu, ledakan kembar terjadi di kota pemukiman Syiah di Hazaras,Kabul. Sedikitnya 85 orang tewas dan lebih dari 400 orang luka-luka. Awal tahun ini, ledakan bom berskala besar menarget umat Syiah yang sedang mengikuti perayaan Ashura. Sebanyak 14 orang tewas.
Populasi muslim Syiah di Afganistan sekitar 15 persen dari 30 juta penduduk Afganistan. Setelah Taliban menarik diri dari Afganistan, kehidupan warga Syiah lebih terbuka.
AL JAZEERA |BRIAN.G | MARIA RITA